Sabtu, 23 November 2024

Gmail Terapkan Perubahan untuk Atasi Spam ke Kotak Masuk Pengguna

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi Kotak Masuk Gmail. Foto: Pixabay Ilustrasi Kotak Masuk Gmail. Foto: Pixabay

Google mengumumkan serangkaian perubahan untuk menangani email dari pengirim secara massal, Kamis (5/10/2023). Hal itu dilakukan dalam upaya mengurangi spam dan email tidak diinginkan lainnya.

Perusahaan mengatakan mulai tahun depan pengirim massal perlu mengautentikasi email mereka, menawarkan cara mudah untuk berhenti berlangganan, dan tetap berada di bawah batas spam yang dilaporkan.

Melansir dari Techcrunch, perubahan ini akan berdampak pada pengirim massal mana pun, yang menurut Google telah mengirim lebih dari lima ribu pesan ke alamat Gmail dalam satu hari.

Di lini bisnis, hal ini bakal mencakup milis atau daftar surat elektronik yang cukup besar. Mulai dari pengecer besar, perusahaan teknologi besar, hingga perusahaan rintisan yang lebih kecil dan perusahaan Bussines to Customer (B2C), atau penulis buletin yang ingin memasarkan diri mereka melalui email.

Google juga mengklaim, telah memanfaatkan teknologi AI untuk menghentikan lebih dari 99,9% spam, phishing, malware yang mencapai kotak masuk pengguna, serta memblokir 15 miliar email yang tidak diinginkan per harinya.

Namun, diakui seiring kemajuan teknologi, pertahanan Google terhadap sistem email-nya yang telah berusia 20 tahun ini juga perlu ditingkatkan.

Sebagai permulaan, Gmail akan menerapkan kebijakan yang diperkenalkan tahun lalu, di mana pengiriman sebuah email ke alamat Gmail diharuskan memiliki autentikasi sebagai proses validasi.

“Perubahan ini diperlukan karena banyaknya pengirim massal tidak mengamankan dan mengkonfigurasi sistemnya dengan benar. Sehingga memungkinkan penyerang dengan mudah bersembunyi,” jelas perusahaan lewat sebuah postingan Blog Google.

Meski hal ini mengurangi jumlah pesan tidak terautentikasi yang diterima pengguna Gmail sebesar 75%, Google akan mewajibkan pengirim massal untuk mengautentikasi email mereka, lewat serangkaian praktik yang terdokumentasi pada Februari 2024.

Hal tersebut juga mengharuskan pengirim massal mengizinkan pengguna berhenti berlangganan dalam sekali klik dan permintaan tersebut akan diproses dalam dua hari.

Google juga akan mewajibkan pengirim dalam jumlah besar untuk tetap berada di bawah batas tingkat spam yang jelas. Artinya, jika cukup banyak pengguna yang menandai email pengirim sebagai spam, pengirim massal dapat kehilangan akses ke kotak masuk pengguna.

Lebih lanjut, meski Google mengumumkan perubahan tersebut sebelum peluncurannya di tahun 2024, pihaknya telah bekerja sama dengan mitra industri untuk menerapkan kebijakan baru tersebut, termasuk Yahoo.

“Tidak peduli siapa penyedia email mereka, semua pengguna berhak mendapatkan pengalaman teraman,” ujar Marcel Becker, Direktur Senior Produk Yahoo dalam sebuah pernyataan.

“Dalam dunia email yang saling terhubung, kita semua harus bekerja sama. Yahoo berharap dapat bekerja sama dengan Google dan komunitas email lainnya untuk menjadikan perubahan yang masuk akal dan berdampak besar sebagai standar industri baru,” tambahnya.

Sementara itu Google mencatat banyak pengirim massal telah memenuhi persyaratan baru dan akan terus memberikan panduan yang jelas sebelum perubahan diterapkan pada Februari 2024. (feb/bil)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs