Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia dalam Survei Karakteristik Usaha 2019-2022 mencatat Persentase Judul Film yang Ditayangkan oleh Perusahaan Bioskop Menurut Genre tahun 2017-2021.
Pada tahun 2021 genre film action lebih banyak diputar oleh perusahaan bioskop dengan persentase 30,41 persen, disusul drama (30,8 persen), komedi (19,73 persen) dan horor (7,67 persen).
Kondisi tahun-tahun sebelumnya tak jauh berbeda, di mana genre action selalu menduduki peringkat teratas. Tahun 2020 misalnya, genre action diputar oleh perusahaan bioskop sebesar 21,83 persen, disusul 19,76 persen genre drama di peringkat kedua dan horor di urutan ketiga dengan 17,26 persen.
Tahun 2019, genre action di urutan pertama dengan 22,49 persen, disusul 20,98 persen drama di peringkat kedua dan horor di urutan ketiga dengan 18,06 persen.
Agus Mediarta manajer database filmindonesia.or.id menilai penting bagi Indonesia untuk memiliki film yang beragam dan berbeda supaya dapat dinikmati lebih banyak penonton.
“Orang mungkin nonton film sebulan sekali lah minimal. Kalau orang itu suka film horor dan seneng nonton, sebulan budgetnya bisa untuk empat kali nonton, saya ragu semua film horor yang dia tonton karena bosan,” ujar Agus saat dihubungi suarasurabaya.net, Selasa (28/3/2023).
Film, menurut yang juga mengajar di Program Studi Film dan Televisi, Universitas Multimedia Nusantara ini bukan hanya sekadar hiburan, tapi juga ajang refleksi diri untuk penontonnya.
Lalu bagaimana dengan kondisi perfilman Tanah Air?
KKN Desa Penari yang tayang di tahun 2022 tercatat sebagai film Indonesia dengan rekor penonton paling banyak dengan 10 juta lebih penonton, dalam lima tahun terakhir versi laman filmindonesia.or.id.
Film karya Awi Suryadi ini disusul oleh film bergenre horor lainnya, Pengabdi Setan 2: Communion yang disutradarai Joko Anwar di peringkat kedua dengan 6.390.970 penonton.
2022 tampaknya jadi berkah tersendiri untuk film Indonesia, terbukti Miracle in Cell No 7 yang juga rilis di tahun yang sama berada di posisi ketiga dengan 5.860.917 penonton.
Data yang dikumpulkan suarasurabaya.net mengutip filmindonesia.or.id, 10 besar film terlaris sepanjang masa selama lima tahun terakhir (2019-2023) menurut filmindonesia.or.id yaitu KKN Desa Penari, Pengabdi Setan 2: Communion, Miracle in Cell No 7, Dilan 1991, Milea: Suara dari Dilan, Ngeri-ngeri Sedap, Ivanna, Imperfect, Dua Garis Biru.
Melihat data penonton KKN Desa Penari yang melampaui film lainnya, dinilai oleh Agus Mediarta, banyak faktor yang membuat film yang kisahnya viral duluan di Twitter tahun 2019 bisa se-fantastis ini. Selain dirilis di awal pelonggaran akibat pandemi Covid-19 oleh pemerintah, strategi marketing yang jitu juga jadi faktor penentu kesuksesan.
“Faktornya banyak, KKN Desa Penari sudah viral duluan sebelum pandemi. Ini menunjukkan produksinya cukup sabar, marketingnya di-develop (dikembangkan). Production house yang yakin sama filmnya, ceritanya, mengerjakan marketing dengan baik, menunda dua tahun untuk peluncurannya,” ujar pria yang juga mengajar di Program Studi Film dan Televisi, Universitas Multimedia Nusantara ini.
Melansir laman filmindonesia.or.id KKN Desa Penari yang rilis perdana di akhir 30 April 2022 merupakan film dengan penonton tertinggi, dengan angka yang cukup jauh dibandingkan dengan perolehan penonton bioskop di posisi di bawahnya. Namun, hal tersebut dapat dilihat sebagai hasil strategi menyiasati situasi transisi pandemi di awal 2022 ketika bioskop di seluruh Indonesia belum sepenuhnya beroperasi. Pada 30 April, KKN Desa Penari dan KKN Desa Penari (Uncut) dirilis.
Seluruh versi film KKN Desa Penari menghasilkan akumulasi jumlah penonton tertinggi. Apa yang terjadi pada film KKN Desa Penari merupakan sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, hal yang bisa dipandang sebagai strategi untuk mendapatkan penonton itu sah-sah saja dilakukan karena keputusan sepenuhnya terdapat pada pihak eksibitor.
Jika ditempatkan pada konteks tahun transisi dari masa pandemi, apa yang dilakukan oleh produser KKN Desa Penari dengan menghasilkan lebih dari 10 juta penonton dalam situasi yang juga tidak pernah terjadi sebelumnya memberikan dampak keyakinan dan kepercayaan pada industri film, paling tidak di mata publik dan investor.(dfn/rst)