Sabtu, 23 November 2024

Alasan Sutradara di Balik Kontroversi Judul Film “Para Betina Pengikut Iblis”

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Sutradara Rako Prijanto (kanan) bersama ketiga pemeran utama film horor “Para Betina Pengikut Iblis” (dari kanan ke kiri), Mawar De Jongh, Hanggini, dan Sara Fajira saat acara "media briefing" di kantor Falcon Pictures, Jakarta, Jumat (27/01/2023). Foto: Antara
Rako Prijanto sang sutradara mengungkap alasan di balik pemilihan judul film horor terbarunya “Para Betina Pengikut Iblis”, terutama terkait dengan diksi “betina” yang disematkan pada judul tersebut.

“Ini jawaban pribadi saya, ya. Saya itu nggak tega menggunakan kata ‘perempuan’ menjadi pengikut iblis. Saya, kok, nggak tega. Karena menurut saya, perempuan itu harus kita hormati, harus kita sayangi, harus mempunyai rasa humanis yang tinggi, berakhlak baik yang nggak mungkin dipengaruhi oleh iblis,” ucap Rako, dilansir dari Antara, Jumat (27/1/2023).

Dalam konteks karya seni, menurut Rako, tidak ada batasan untuk menggunakan diksi tertentu. Diksi “betina” bukan semata-mata menyamakan perempuan dengan binatang. Selain itu, pemilihan diksi “betina” pada judul, bagi Rako, turut merepresentasikan karakter yang ditampilkan di dalam film.

“Intinya adalah bahwa para betina pengikut iblis ini adalah judul yang paling tepat untuk menggambarkan karakter di film ini sekaligus juga puitik,” kata dia.

“Para Betina Pengikut Iblis” menceritakan tiga perempuan yang ingin membalas dendam dan rela menggadaikan dirinya untuk bersekutu dengan iblis. Sumi (diperankan Mawar De Jongh) yang tinggal seorang diri harus mengurus ayahnya yang sakit. Untuk membiayai hidupnya, dia berjualan gulai dari daging manusia.

Sementara itu, Sari (diperankan Hanggini) kembali menjadi dukun santet karena adiknya dibunuh dan mayatnya hilang dari kuburan. Dengan penuh dendam, Sari meneror warga kampung. Demi bertahan, para perempuan ini pun bersekutu dengan iblis.

Untuk inspirasi pembuatan cerita, Rako mengatakan dia terinspirasi dari tiga surah dalam Alquran, yaitu An-Nas, Al-Imran ayat 17, dan Al-Humazah. Ketiga karakter tersebut, mencerminkan pesan dari masing-masing surah. Dalam penulisan cerita, Rako dibantu dengan Anggoro Saronto.

“Di balik judul yang mungkin sangat sadis ini, tersirat sebuah pesan-pesan yang ingin saya sampaikan kepada para penonton di Indonesia,” ujar dia.

Menurut Rako, film ini akan menawarkan horor “paket lengkap” mencakup genre slasher, spiritual horor, dan creatures. Keunggulan lainnya, imbuh dia, “Para Betina Pengikut Iblis” menampilkan karakter iblis yang unik (diperankan Adipati Dolken) serta menghadirkan atmosfer latar tempat di pedesaan terpencil era 1950-an hingga 1960-an.

Film terbaru dari Rako ini menandai film horor kedua yang dibuat melalui Falcon Black, divisi dari rumah produksi Falcon Pictures, setelah “Bayi Ajaib” yang tayang pada 19 Januari lalu.

Bagi Rako, pengerjaan film bergenre horor harus dianggap serius sebab itu dirinya memilih para aktor terbaik yang menampilkan totalitas mereka saat berakting.

Dia juga optimis dengan film yangbergenre horor, mengingat masyarakat Indonesia masih mempercayai hal-hal mistis. Hal tersebut, menjadi salah satu yang membuat genre horor mempunyai tempat tersendiri bagi penonton.

Film “Para Betina Pengikut Iblis” akan tayang di bioskop tanah air mulai 16 Februari 2023.(ant/abd/faz)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs