Dewi Kamila Azzahra bersama Ara, boneka kecilnya, menyapa anak-anak dalam acara sharing session bersama 10 Finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2022 SD Surabaya di Kampung Lali Gadget, Sidoarjo.
Kamila Azzahra mulai mendongeng sejak ia duduk di kelas 3 sekolah dasar. Zahra sapaan akrabnya, mengatakan awalnya hanya coba-coba menjadi pendongeng saat masih bersekolah di MINU KH. Mukmin Sidoarjo.
Tapi setelah lama menekuni, ia semakin tertarik karena merasakan manfaatnya berbagi cerita dengan orang lain terutama anak-anak.
“Sejak kelas 3 SD sih. Dulu lewat ekstrakurikuler mewakili sekolah, tapi setelah lama kok saya jadi makin senang. Seru, ada hikmah juga pasti setiap cerita yang kita sampaikan,” kata perempuan yang saat ini duduk di kelas 8 MTS Bilingual Sidoarjo, Minggu (24/7/2022).
Lebih lanjut, Zahra mengaku memang sangat menyukai dongeng. Khususnya fabel dan cerita rakyat. Kini keinginan menjadi pendongeng masih sangat kuat, terlebih ketika hampir setiap pengalamannya berbagi cerita ke anak-anak kecil, mayoritas banyak anak yang sudah tidak lagi mengenal cerita-cerita dalam dongeng.
Di dunia dongeng, Zahra punya banyak prestasi membanggakan. Dia telah menjuarai beragam lomba, seperti Juara 1 lomba dongeng tingkat Kabupaten Sidoarjo 2019, Juara harapan 1 lomba dongeng Provinsi Jawa Timur 2019, Juara 2 lomba dongeng Festival SPUBER 2018, Juara 1 lomba dongeng Ponpes Al Machfudzoh 2019, Juara 1 lomba baca puisi humanist, dan Juara 1 lomba baca puisi Bayhi Event.
Bertepatan dengan Hari Anak Nasional (HAN) pada Sabtu kemarin (23/7/2022), Zahra berharap anak-anak di Indonesia semakin sadar pentingnya membaca sekaligus mengurangi kecanduan gadget.
“Karena kata pepatah, buku adalah jembatan ilmu,” imbuhnya.
Zahra juga berharap, anak-anak seusianya bisa memiliki cita-cita yang diraih dengan kebiasaan-kebiasaan produktif serta beemanfaat bagi orang lain.
“Jadi pendongeng cuma salah satunya, yang penting gunakan waktu sebaik mungkin. Jangan sampai kita dikendalikan gadget,” pungkasnya.(lta/wld/iss)