Jumat, 22 November 2024

Seniman Bengkel Muda Gelar Tribute To Sirikit Syah

Laporan oleh Retha Yuniar
Bagikan
Seniman Bengkel Muda Surabaya kenang Sosok Sirikit Syah dengan menggelar musikalisasi puisi dan pembacaan karya almarhum di Gedung Merah Putih Balai Pemuda Surabaya, Rabu (15/6/2022) malam. Foto: Retha suarasurabaya.net

Puluhan Seniman Bengkel Muda Surabaya mengenang Sirikit Syah dengan menggelar musikalisasi puisi dan pembacaan karya almarhum di Gedung Merah Putih Balai Pemuda Surabaya, Rabu (15/6/2022) malam.

Lebih dari 20 seniman teater, musisi, budayawan, dan sastrawan ikut hadir dan bergantian membacakan cerpen serta puisi karya Sirikit Syah.

“Dan ketika kau buka matamu, aku mungkin sudah akan tiada,” bait cerpen karya Sirikit Syah berjudul ‘Aku Ingin Menjadi Malam’ yang diciptakannya tahun 2001.

Pembacaan puisi, cerpen, geguritan, puisi dan musikalisasi puisi ini dimulai sejak pukul 19.30 WIB hingga selesai.

Digelar sederhana, acara ini terbuka untuk umum dan melibatkan Paguyuban Budaya Surabaya, Paguyuban Bulan Purnama, Baca Sastra Bengkel.

Diawali diskusi sastra yang diisi oleh Dr Aribowo mantan Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra Unair, acara penutupan diskusi sastra ini seharusnya diisi oleh Sirikit Syah, tapi Sirikit sudah lebih dulu berpulang pada 26 April setelah berjuang melawan kanker.

“Acara malam ini memang kita dedikasikan untuk sosok Sirikit Syah,” ujar Dindi Indiati sahabat karib Sirikit Syah semasa aktif di bengkel Muda Surabaya.

Dindi yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Bengkel Muda Surabaya yang bermarkas di Balai Pemuda ini mengenang Sirikit sebagai tokoh penggerak seni, jurnalistik sekaligus akademisi di Surabaya.

Semua kebagian giliran untuk membacakan karya Sirikit, kecuali Dindi.

“Saya memang nggak mau, karena masih nggak kuat kalau mengenang Sirikit,” ujarnya sambil sedikit terisak.

Dindi merupakan seniman teater yang aktif di Bengkel Muda Surabaya saat Sirikit Syah menjabat sebagai Ketua Bengkel Muda Surabaya kala itu.

Dindi mengenang Sirikit sebagai sosok yang cerdas dan humble. Dindi pernah ngekos dan tinggal bersama Sirikit di kawasan Nginden Surabaya.

“Sepeninggal Sirikit, kita semua kehilangan. Bengkel Muda Surabaya kehilangan sosok pejuang yang cerdas dan pemberani,” pungkasnya.(tha/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs