Pekan Elektromedik Nasional (PENA) yang kembali digelar Himpunan Mahasiswa Teknik Elektromedik se-Indonesia (Himatemi) di Surabaya setelah dua tahun vakum karena pandemi diharapkan dapat mengurangi impor alat elektromedik.
Ini karena karya mahasiwa yang dipajang di gelaran ini menunjukkan sebenarnya Indonesia mumpuni membuat alat elektromedik sendiri.
Andjar Pudji Ketua Jurusan Teknologi Elektromedis Poltekkes Kemenkes Surabaya mengatakan, selama ini alat elektromedik yang digunakan di tempat pelayanan kesehatan buatan Indonesia kurang dari 10 persen. Mayoritas alat elektromedik justru impor dari luar negeri.
“Secara permintaan, alat elektromedik itu meningkat, tapi produksinya sedikit, peluang kesempatan bagi instansi-instansi yang mengembangkan alat intrumentasi medis itu juga sedikit,” kata Andjar saat ditemui suarasurabaya.net, Jumat (24/6/2022) di Poltekkes Kemenkes Surabaya, tempat PENA digelar.
Indonesia mumpuni berdikari, menurut Andjar, karena setidaknya di ajang PENA ada klasifikasi alat yang dibutuhkan di Indonesia.
“Paling tidak ada tiga klasifikasi alat elektromedik yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan termasuk puskesmas atau rumah sakit. Ada di kategori lomba ini. Pertama IT Health Care, Biomedical Signal, dan Life Support,” ujarnya.
Andjar berharap, gelaran PENA ini bisa terus berlanjut setiap tahun. Tidak hanya itu, kemampuan-kemampuan mahasiswa dalam negeri bisa bersaing di dunia kerja, khususnya perusahaan-perusahaan alat medis.
“Akan lahir juga lulusan-lulusan yang nantinya berkualitas, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Indonesia,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, PENA pertama kali digelar pada tahun 2017 di Yogyakarta, 2018 di Surabaya, 2019 di Semarang. Kemudian vakum selama dua tahun karena pandemi, hari ini digelar lagi di Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Seleksi melalui proposal dan video dari alat-alat elektromedik yang akan diikutkan dalam lomba sudah dimulai sejak April 2022. Sebanyak 54 tim mahasiswa berasal dari berbagai politeknik negeri dan swasta serta universitas mendaftar. Kemudian hanya 30 tim yang lolos ke babak grand final yang digelar selama 2 hari, 24-25 Juni 2022.
Ahmad Ristom Alyafi, Ketua Panitia PENA 2022, mahasiswa semester 4 Jurusan Teknologi Elektromedis Poltekkes Kemenkes Surabaya mengatakan, para peserta akan langsung dinilai juri yang merupakan praktisi di rumah sakit, akademisi, profesi di bidang elektromedik, dan perusahaan alat elektromedik.
“Hari ini presentasi di hadapan juri. Kalau besok battle alat, jadi ada dua tim yang alatnya saling diadu dan adu argumen,” kata Ristom.(lta/dfn)