Rizqiawan Dosen Program Studi Gizi Universitas Binawan Jakarta menjelaskan bahwa minyak sawit merah tidak hanya berguna sebagai kebutuhan dapur tapi juga bermanfaat untuk menekan potensi risiko penyakit kanker dan tumor.
“Minyak sawit merah memiliki kandungan karotenoid dan tokoferol serta komposisi asam lemak yang seimbang sehingga dapat berperan sebagai antioksidan,” tutur Rizqiawan di Jakarta melansir dari Antara, Sabtu (26/3/2022).
Uji coba telah dilakukan kepada pria dewasa yang mengalami dislipidemia (kondisi di mana kadar lemak dalam darah meningkat yang berisiko penyebab penyakit jantung dan stroke), mereka diberikan kue kering yang diolesi minyak sawit merah.
Kata dia, hasilnya adalah menurunkan kolesterol total, LDL-C, MDA dan LDL teroksidasi serta meningkatkan aktivitas enzim SOD serum secara nyata.
Kue kering yang diolesi minyak sawit merah ini juga diberikan pada penderita tumor jinak payudara selama 8 minggu.
Penelitian yang dilakukan pada 2020 ini terbukti dapat meningkatkan kadar SOD (Antioksidan meningkat), menurunkan kadar TNF-α dan 8-isoprostan serum serta terjadi pengecilan ukuran tumor payudara secara signifikan.
“Isu sawit sebagai penyebab kanker dan tumor dapat di-counter dengan berbagai riset yang dilakukan, terutama minyak sawit merah. Selain itu, Minyak sawit merah juga bisa membantu menanggulangi kekurangan vitamin A yang penting bagi tumbuh kembang anak,” kata Rizqiawan.
Hal senada dikatakan dokter Darmono Taniwiryono Direktur PT Nutri Palma Nabati, bahwa minyak sawit sehat adalah lemak sawit (sehat) yang di dalamnya terlarut betakaroten dan Vitamin E dalam konsentrasi yang tinggi serta Co-Q10, likopen, DAG, MAG, dan ALB, rendah Omega 6, tidak mengandung kolesterol, transfat, 3-MCPD dan GE.
“Sewaktu berkunjung ke Afrika, saya lihat masyarakat setempat mengonsumsi minyak sawit merah yang tidak melalui proses rafinasi dan deodorisasi. Dari situ saya lihat, orang Afrika jarang menggunakan kacamata,” ujar Darmono.
Menurut Darmono, kandungan vitamin E di dalam minyak sawit dalam bentuk tocotrienol, sejatinya lebih tinggi dibandingkan minyak nabati lain.
“Potensi antioksidan jauh lebih tinggi dari minyak nabati lainnnya. Sebagai antioksidan, kekuatan tokotrienol minyak sawit 16 kali lebih tinggi daripada tokoferol,” terang Darmono.
Lemak jenuh di dalam minyak sawit sangatlah bagus bagi tubuh manusia, tambahnya, secara tidak sadar, masyarakat mengonsumsi virgin coconut oil yang kadar lemak jenuhnya mencapai 90 persen. Di dalam Air Susu Ibu (ASI), kadar lemak jenuh mencapai 37 persen.
“Masyarakat seharusnya tidak perlu takut mengonsumsi lemak jenuh karena sedari kecil sudah ada dalam tubuh melalui ASI,” katanya.
Ia mengatakan Virgin Red Palm Oil atau minyak sawit merah dapat ditambahkan ke makanan dan minuman. Sebagai contoh, mie instan dapat diberikan tambahan minyak sawit merah, juga dapat ditambahkan ke kue kering, kue basah, dan kopi susu.
“Dari uji laboratorium, kue kering yang menggunakan Virgin Palm oil mengandung betakaroten sebesar 45 IU. Alhasil mengandung vitamin E lebih tinggi karena vitamin E tahan terhadap suhu tinggi,” imbuh Darmono.
Putu Juli Ardika Direktur Industri Agro Kementerian Perindustrian RI menambahkan kandungan nutrisi di dalam minyak sawit sangat mendukung pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat.
Kandungan tokotrienol dan vitamin E serta antioksidan memberikan manfaat positif bagi masyarakat, di antaranya nutrisi di dalam minyak sawit dapat mengurangi resiko penyakit dimensia dan stroke.
“Pengalaman saya sewaktu ke Belgia, produsen coklat setempat mengakui dapat menghasilkan coklat enak karena adanya sawit. Kita beruntung memiliki sawit karena mendukung adanya pembuatan makanan yang baik, sehat dan enak,” pungkas Putu dalam webinar ‘Tren Bisnis Pangan dan Kuliner UKMK Berbasis Minyak Sawit Sehat’.(ant/wld/faz)