Jumat, 22 November 2024

Pahami Sebab Munculnya Overthinking dan Cara Mengatasinya

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Ilustrasi seseorang yang overthinking. Foto: Antara

Saat ini, istilah overthinking kerap muncul untuk menggambarkan rasa prasangka dan ketakutan yang menyerang pikiran diri sendiri.

Menurut Wahyu Aulizalsini, Dosen Fakultas Psikologi Universitas Bhayangkara, rasa tersebut bisa tidak rasional dan intens, sehingga dapat mengganggu kebahagiaan dan rasa aman, sehingga berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

“Apa jadinya jika ada seseorang yang dalam hidupnya selalu diliputi rasa curiga sampai berlebihan, tentu itu menandakan ada yang salah pada dirinya, terlebih jika dirinya sendiri tidak bisa membuktikan apakah prasangka dia terhadap orang tersebut benar, atau hanya semacam praduga pribadi saja. Tentu hal ini akan membuat diri sendiri dan orang yang dicurigai merasa tidak nyaman,” jelas Wahyu, seperti dikutip Antara, Kamis (25/8/2022).

Ia juga menambahkan, bahwa terdapat setidaknya empat faktor yang membuat seseorang terbawa dalam prasangka dan ketakutan. Empat hal itu adalah pengalaman yang menetap, pengalaman yang dirasakan, bujukan sosial, dan keadaan psikologis.

Terdapat sejumlah dampak dari prasangka buruk. Pertama adalah hati selalu larut pada perasaan cemas, gelisah dan tak tenang. “Terlalu larut pada prasangka buruk, akan membua larut pada rasa cemas, gelisah dan tak tenang. Karena memelihara emosi negatif dalam diri juga akan membuat aura jiwamu menjadi negatif,” kata Wahyu.

Dampak selanjutnya adalah, membuat permusuhan dan jiwa yang merasa kesepian. Menurut Wahyu, prasangka buruk yang terus dipelihara akan membuat diri merasa kesepian, jiwa pun menjadi hampa dan kosong.

Adapun sejumlah cara untuk mengatasi overthinking. Pertama, adalah mencoba untuk berpikir positif.

“Hal terbaik yang dapat dilakukan adalah berpikir positif, sambil mencerna dan menggali kembali informasi. Dengan berpikir positif, kita hanya akan melihat kebaikan dari orang lain, sehingga prasangka-prasangka tidak menyenangkan itu pelan-pelan akan hilang,” kata Wahyu.

“Karena jika kita tidak memiliki informasi yang valid, selamanya kita akan berprasangka buruk terhadap sesuatu atau seseorang tanpa sebab yang jelas. Tentu hal itu akan merugikan diri sendiri dan orang lain,” tambahnya.

Hal berikutnya adalah memperbanyak kegiatan bermanfaat untuk menekan pikiran negatif. Cara yang sering dilakukan yaitu bersenang-senang dengan diri sendiri (me time), menghabiskan waktu bersama keluarga/teman, hingga mengikuti kegiatan sosial yang dapat menjernihkan pikiran dari prasangka-prasangka tidak menyenangkan.

Selanjutnya dengan memperluas pergaulan. Menurut Wahyu, cara ini dapat diterapkan agar individu bisa memiliki pandangan dan wawasan luas mengenai apa yang sedang dirasakan.

“Dengan memiliki banyak teman dan sudut pandang kita bisa menyortir prasangka apa yang bisa dipikirkan lebih jauh dan mana yang perlu dihentikan. Saat kita memiliki banyak teman tentunya rasa toleransi terhadap perbedaan akan muncul dalam diri kita, dalam hal ini kita juga bisa meminta saran terbaik. Itulah kenapa memperluas pergaulan bisa menekan prasangka buruk yang dirasakan,” katanya. (ant/des/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs