Bicara Batik Banyuwangi, selalu identik dengan nama Isyam Syamsi. Hingga kini, Isyam Syamsi merupakan desainer yang setia mengenalkan Batik Tradisional Banyuwangi di setiap perhelatan fesyen Nusantara dan mancanegara.
Melalui peran Isyam Syamsi, batik tradisional Banyuwangi sempat berkibar pada event Miss Universe yang diselenggarakan pada 2020 lalu.
“Kali ini saya tampilkan 13 koleksi dengan tema Osing Heritage. Ada Motif Sekar Jagad, Jaya Binangun, Pecah Kopi, Blue Fire Ijen dan motif Gajah Oling. Motif tertua dari Banyuwangi,” jelas Isyam di sela acara Fashion Festival Ethnic Nusantara, Jumat (18/3/2021) di Hotel Shangri-la Surabaya.
Osing Heritage diusung untuk mengangkat corak klasik batik Banyuwangi yang syarat histori, salah satu nya Gajah Oling.
“Gajah Oling adalah motif tertua batik Banyuwangi. Gajah sendiri merupakan simbolis dari makhluk ciptaan Tuhan yang besar dan kuat. Sedangkan oling sendiri berasal dari bahasa Osing yang berarti eling atau selalu ingat,” papar Isyam.
Isyam menjelaskan bahwa motif-motif Batik Banyuwangi bukan sekedar desain fesyen namun sarat makna. Setiap corak nya menyimpan pesan dan histori tersendiri.
“Batik motif Gajah Oling mengingatkan kita, mau sehebat dan sekuat apa pun maupun manusia, harus senantiasa mengingat sang pencipta”, imbuh Isyam.
Hal ini lah yang belum banyak diketahui dan ingin Isyam bawa ke kancah nasional maupun internasional untuk semakin mengenalkan kearifan lokal dan sejarah agung Kota Banyuwangi.
Pria kelahiran tahun 1980 yang juga merupakan official designer dari Puteri Indonesia ini sudah mengawali karir di bidang fesyen desainer sejak 2013 dan konsisten mengangkat motif-motif klasik dari ujung pulau Jawa.
Begitu pun pada kesempatan Fashion Festival Ethnic Nusantara yang digelar pada (18/3/2021) di Hotel Shangri-la Surabaya.
Dari 13 koleksi outfit yang ditampilkan, Isyam membuat 7 desain untuk Man Collection dan 6 desain untuk femalle collection.
“Saya sendiri bangga dengan Kabupaten Banyuwangi. Dengan kekayaan budaya, bahasa, suku dan kekayaan alamnya, ” imbuh Isyam.
Acara yang digelar pada HUT kedua organisasi desainer Etnik Nusantara (Etnura) juga melibatkan karya adik-adik SMK di beberapa kota di Jawa Timur dan beri ruang bagi adik-adik disabilitas untuk ikut tampil.
“Melalui gelaran hari ini, saya dan rekan-rekan Etnura ingin menanamkan kebanggaan pada adik-adik SMK, adik-adik disabilitas, pelaku UMKM dan pelaku industri fashion terhadap kekayaan dan kecantikan kain wastra Indonesia baik itu batik maupun tenun”, pungkas Isyam. (tha/iss/faz)