Sedikitnya 130 orang meninggal dunia karena kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022). Berdasarkan kepanikan penonton yang berdesakan keluar dari pintu stadion, lalu terinjak-injak, dipicu oleh penembakan gas air mata oleh polisi.
Menurut Decsa Medika Hertanto, dokter spesialis penyakit dalam, salah satu kandungan dari gas air mata adalah Chloroacetophenone (CN) dan Chlorobenzylidenemalononitrile (CS). Bahan kimia yang bisa menyebabkan iritasi pada mata, sistem pernapasan, dan kulit
Dokter Decsa menjelaskan lebih lanjut, ada beberapa efek samping ketika seseorang terpapar gas air mata.
“Kalau di mata itu mengakibatkan matanya merah, gatal dan penglihatannya kabur. Kemudian di mulut, biasanya iritasi seperti rasa terbakar dan drooling atau air liurnya menjadi banyak,” katanya saat dihubungi Suara Surabaya, Minggu (2/10/2022).
Kemudian kalau di saluran pernapasan, lanjut Decsa, gas air mata dapat menyebabkan sesak, rasa panas, gatal pada hidung, dan sulit bernapas.
Dia menambahkan efek samping terpapar gas air mata dapat berlangsung selama 15-30 menit, tergantung lama waktu terpapar.
“Tergantung asap yang dihirup, jenis gas air mata yang digunakan, dan kondisi fisik dari orang yang terkena itu. Apakah dia sebelumnya punya penyakit saluran napas seperti asma atau dia punya alergi khusus terhadap kandungan yang ada pada gas air mata tersebut. Itu bisa memperberat kondisi orang yang terkena gas air mata,” jelasnya.
Risiko efek samping dari terpapar gas air mata akan semakin berat jika seseorang memiliki kondisi penyakit tertentu. Di mana hal itu dapat menyebabkan gagal napas hingga risiko yang paling berat adalah meninggal dunia.
Decsa menambahkan, ada beberapa langkah penanganan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri ketika terpapar gas air mata diantaranya, pertama menutup hidung, mata dan mulut. Kedua membasuh bagian tubuh yang terkena gas air mata dengan air mengalir. Ketiga mengganti atau membuang pakaian yang terkontaminasi dan terakhir segeralah mandi.
“Barang yang terkontaminasi harus disendirikan mencucinya, juga harus memakai sarung tangan. Kalau misalnya sudah rusak sebaiknya dibuang,” pungkas Decsa.(gat/iss)