Situs asal Inggris money.co.uk menempatkan Indonesia sebagai negara terindah dalam survei yang telah mereka lakukan. Hasil survei itu bahkan menyebutkan, Indonesia mengalahkan 49 negara lain termasuk Selandia Baru, Jepang, dan juga Prancis.
Agoes Tinus Lis Indrianto, SS, M. Tourism, PHD Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Ciputra Surabaya memaparkan sejumlah alasan kenapa Indonesia yang ditetapkan jadi negara terindah di dunia oleh situs tersebut.
Berdasarkan penilaian survei oleh situs yang biasa melakukan survei jasa keungan dan perbankan itu, parameter yang dipakai adalah survei terhadap spot ataupun fitur cantik yang ditemui setiap 100 ribu kilometer persegi.
Mulai dari gunung berapi, terumbu karang, garis pantai, maupun hutan. Menurut money.co.uk, keindahan alam Indonesia mendapatkan skor 7,77 dari 10. Tidak hanya karena memiliki 17 ribu pulau dan garis pantai sepanjang 50 ribu kilometer, Indonesia juga menyimpan 55 ribu kilometer persegi terumbu karang.
Tidak hanya itu, hutan tropis di Sumatera, Kalimantan, dan Taman Nasional Komodo-nya juga masuk dalam warisan dunia UNESCO. Menurut Agoes Tinus, itulah yang tidak ada di negara lain.
“Kita lihat dulu surveyornya. Money.co.uk ini lembaga keuangan, biasa mensurvey jasa perbankan. Kenapa Indonesia? Karena dalam 100 ribu kilometer ada keindahan yang dijumpai di indonesia. Keragaman keindahan per 100 ribu kilometer itu yang enggak ada negara lain yang mengalahkan indonesia,” katanya ketika mengudara di Radio Suara Surabaya, Rabu (16/2/2022).
Agoes mengatakan, Indonesia sudah cukup sering dinobatkan sebagai negara terindah. Baik dari surveyor bidang travel dan lain-lain. Karena Indonesia secara alam beraneka ragam. Banyak yang sudah travelling keluar negeri selalu membandingkan dengan Indonesia, dan berpendapat lebih cantik di Indonesia. Sayangnya, kata Agoes, hal itu tidak terekspos dengan baik.
“Keberagaman alam di Indonesia ini yang kurang diekspos. Kalau melihat data wisman 2019, indonesia ini wisman yang datang masih kalah jauh sama Malaysia, Thailand, atau Singapura. Indonesia 16 juta wisatawan, Malaysia sudah di atas 25 juta. Thailand malah sudah 28 juta wisman. Pertanyaan besarnya, apa negara tadi sama Indonesia? Artinya, ada banyak potensi yang belum terekspos,” ujarnya.
Hasil survey Money.co.uk itu, kata Agoes, menjadi momentum setelah Sirkuit Mandalika menjadi perhatian dunia. Sirkuit Mandalika sebagai lokasi ajang internasional MotoGP itu membuktikan pentingnya mengekspos keindahan alam atau keunggulan yang dimiliki Indonesia. Selain itu, perlu dilakukan eksplorasi daerah-daerah di Indonesia yang memang punya potensi keindahan luar biasa.
“Data 2019 itu menunjukkan, wisman lebih banyak ke Bali atau Yogyakarta. Itu sudah biasa. Ini perlunya ekspolrasi, yang lain perlu dikembangkan. Indikatornya banyak. Gunung, hutan, lautan, garis pantai, semua faktor ini indonesia masih nomor satu. Ini tantangan bagi pemerintah untuk mempertahankan hal yang baik bagaimana,” katanya.
Misalnya berkaitan hutan tropis. Agoes mengatakan, berbagai survei menunjukkan bahwa hutan tropis di Brasil merupakan yang nomor wahid di dunia. Indonesia nomor dua. Tapi soal lainnya, Indonesia masih unggul.
Hal lain yang menjadi bahan survei adalah faktor seperti akses dan infrastruktur. Hal-hal itu perlu dioptimalkan seiring dengan penerapan pajak pariwisata di Indonesia yang menurutnya juga tidak terlalu tinggi. Secara umum, kata Agoes, dalam hal pariwisata, Indonesia masih bisa bersaing. Biaya hidup di Indonesia pun tidak terlalu, sehingga wisatawan dari keluarga menengah pun bisa berbelanja.
“Ini aset yang tidak diekspos. Terumbu karang kita, sayangnya, kita dulu punya Bunaken yang terbaik di dunia tapi sekarang enggak sebagus dulu. Yang lain di Raja Ampat. Lalu banyak literatur dunia, keragaman bawah laut, yang bahkan mengalahkan great barrier reef di Australia. Tantangan kita karena beberapa akses dikelola asing. Lalu kita punya Derawan, Bandaneira, yang terumbu karangnya masuk indikator survei money.co.uk,” ujarnya.
Peran para stakeholder di bidang pariwisata, kata Agoes, sangat penting untuk pengembangan dan pengenalan pariwisata Indonesia. Stakeholder di bidang pariwisata itu, kata dia, tidak hanya pemerintah, tetapi juga swasta dan masyarakarat. Meskipun, menurutnya, dalam banyak hal peran pemerintah memang cukup besar dan sangat menentukan.
“Indonesia ini sudah terkenal alamnya indah, ini kombinasi luar biasa. Kalau sering kita dengar ungkapan bahwa merebut lebih mudah daripada mempertahankan, dengan penyematan keindahan no 1 di dunia ini sebenarnya perlu membuat kita sadar dan memikirkan bagaimana untuk mempertahankannya. Ini menjadi peringatan ke kita bahwa kita harus menjaga alam,” katanya.(den/ipg)