Jumat, 22 November 2024

Gaya Hidup Slow Living Penting untuk Menjaga Kesehatan Mental

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Ilustrasi rehat dari rutinitas dan menikmati waktu santai. Foto: Pixabay

Inne Moesianto Psikolog sekaligus pemilik Lascha Citta Pratama mengtakan gaya hidup Slow Living sebagai alternatif untuk mengistirahatkan pikiran sejenak dari segala macam beban kehidupan.

Menurutnya, hal itu penting untuk menjaga kesehatan mental orang dewasa pada umumnya.

“Tidak serta-merta semua pencapaian dan prestasi semua orang bisa menikmatinya, karena menikmati itu membutuhkan perasaan tertentu,” ucap Inne kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (27/3/2022).

Pernyataan Inne itu merespons tren atau gaya hidup manusia masa kini yang cenderung memiliki ambisi tinggi dan mindset yang kompetitif seperti mengejar prestasi, karier, dan juga materi.

Dia bilang, dampak dari tren kompetitif di dunia kerja maupun pendidikan memiliki dua sisi negatif dan positif yang sebenarnya terbentuk dari pola asuh keluarga.

“Kalau keluarga mendidik anak dengan cara mendapatkan hasil, atau pencapaian saja, maka mindset yang terbentuk hanyalah kompetisi dan pengakuan saja, hingga dampak buruknya adalah sang anak tidak tahu cara untuk bersyukur dan lupa dengan keadaan sosialnya sendiri,” tuturnya.

Sebaliknya, jika pola asuh keluarga menanamkan nilai kekeluargaan kepada sang anak, maka ia akan lebih bisa menghargai proses dan tidak cenderung mudah stres.

“Jadi mindset kompetitif itu sendiri bergantung pada pola asuh keluarga masing-masing, dan bagaimana mindset kompetitif jika diiringi dengan nilai kekeluargaan juga akan berbeda hasilnya,” imbuhnya.

Inne menambahkan, ada beberapa orang yang mengalami gejala stres datang ke bironya untuk berkonsultasi mengenai cara memandang suatu masalah dan kehidupannya.

Dari sekian banyak kliennya, Inne bilang banyak yang datang ke tempatnya karena tidak puas atau merasakan keterasingan dengan berbagai pencapaian dan usaha yang telah dilakukan.

“Di situ saya membantu untuk mengubah kerangka berpikirnya dalam memaknai kehidupan, dari segala pencapaian, ekonomi, hingga kariernya untuk diubah menjadi bagaimana cara menikmati itu semua. Salah satunya adalah dengan cara bersyukur,” imbuhnya.

Lebih lanjut, owner Lascha CItta bilang fenomena pandemi selama dua tahun iterakhir adalah momen bagi semua orang untuk lebih menikmati hidup. Dari sebelumnya memiliki intensitas pekerjaan yang cepat, sekarang cenderung bisa lebih lambat.

“Fenomena awal pandemi waktu itu adalah momen yang tepat untuk menerapkan Slow Living, di mana kita bisa mengistirahatkan pikiran dan menyegarkan ulang pola pikir serta tujuan kita,” tuturnya.

Inne menyebut, manusia perlu memperlambat gerak hidupnya atau Slow Living untuk menemukan nilai-nilai hidup dan menemukan titik bersyukur atas pencapaian yang sudah didapatkanya selama ini.(wld/rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs