Jumat, 22 November 2024

Dokter Sarankan Skrining Bila Mulai Muncul Gejala Awal Demensia Alzheimer

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
ilustrasi-demensia-alzheimer Ilustrasi demensia alzheimer. Foto: pexels

Dokter menyarankan membawa orang terdekat atau keluarga segera melakukan skrining bila ada gejala awal Demensia Alzheimer yang muncul.

Gejala awal itu di antaranya lupa meletakan barang pribadi, mengalami perubahan emosi dan perilaku yang cukup signifikan, sampai lupa arah jalan pulang ke tempat tinggalnya.

“Jika mendapati sejumlah gejala itu, sebaiknya segera periksa skrining Demensia, yaitu dengan MMSE (Mini Mental State Examination),” ujar dr Sheila Agustini, Sp.S dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dikutip Antara, Rabu (23/2/2022).

MMSE merupakan pemeriksaan fungsi kognitif sebagai deteksi dini untuk mengetahui apakah sudah terjadi penurunan fungsi kognitif atau demensia pada seseorang.

“Bagi mereka yang sehat akan memberikan hasil normal. Sedangkan pada ODD (orang dengan demensia) akan terdeteksi penurunan skor,” kata Sheila yang juga merupakan Champion Alzheimers Indonesia (ALZI).

Sheila mengatakan, keluarga berperan penting dalam mendeteksi dini Demensia Alzheimer. Menurut dia, perlu adanya kepekaan untuk merasakan perubahan penurunan daya ingat pada anggota keluarga yang lain.

Jika orang dengan Demensia Alzheimer dalam keluarga, maka anggota keluarga lain harus jadi support system untuk menjaga kualitas hidup ODD. Misalnya dengan mengetahui lebih detail soal demensia Alzheimer sehingga bisa mendampingi ODD dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan fisik dan mental dirinya sendiri.

Demensia umumnya terjadi pada lansia yang berusia di atas 65 tahun. Adanya faktor risiko lainnya seperti hipertensi, diabetes, riwayat cedera kepala, obesitas, juga hiperkolesterol bisa menjadi faktor pemicu lansia mengalami Demensia Alzheimer.

Pada ODD akan diberikan obat untuk penanganan farmakologi yang semata untuk memperlambat penurunan fungsi otak. Selain itu, ada juga tatalaksana non-farmakologi (psikologis dan sosial), yaitu serangkaian terapi untuk memberikan dukungan sosial serta aktivitas bermakna agar ODD tetap dapat menstimulasi otak serta meningkatkan kualitas hidupnya.

Sheila mengingatkan, biaya perawatan ODD tidak sedikit dan tahapan pengobatannya cukup kompleks. Karena itu, dia menyarankan orang-orang bisa melakukan tindakan preventif dengan menjalankan pola hidup sehat termasuk mengonsumsi diet nutrisi seimbang, menghindari rokok dan minuman beralkohol, beristirahat cukup, rutin berolahraga, serta mengelola stres.(ant/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs