Pewarnaan alam dengan menggunakan serbuk kayu ulin jadi tren busana muslin menyambut Ramadan dan Idul Fitri 1443 Hijriah oleh desainer asal Surabaya Lia Afif.
Lia Afif memadukan serbuk kayu ulin khas Kutai Timur, Kalimantan Timur dalam koleksi batiknya.
“Saya berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Kutai Timur, kali ini menghadirkan koleksi batik dengan pewarnaan alam menggunakan serbuk kayu ulin,” kata Lia Afif, Jumat (1/4/2022)
Dalam rangkaian koleksinya, Lia Afif menamakan karyanya dengan mengusung tema, Cyclona Ulina yang dimaknai sebagai Sang Badai Ulin.
“Sang Badai Ulin berarti menghadirkan rangkaian desain yang seluruhnya kuat dan beriringan, terjalin dengan warna-warna yang ditarik dari nuansa kayu ulin,” ungkapnya.
Koleksi karyanya memadukan batik dengan warna coklat dan nude sehingga menonjolkan motif wakaroros yang merupakan motif khas batik Kutai Timur.
Wakaroros adalah motif ukir di kayu ulin, motif ini awalnya digagas oleh Tirah Satriani, Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur yang diadopsi menjadi ciri khas batik Kutai Timur.
Kolaborasi ini, kata Lia Afif merupakan upaya nyata Pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam mengenalkan potensi wisata dan juga karya perajin batik.
Menariknya,sesi pemotretan kali ini juga dilakukan langsung di lokasi Wisata Alam Air Terjun Embang Lemun terletak di Desa Bea Nehas KM65 Narkata Rimba.
Lokasi ini dipilih sebagai tempat pemotretan untuk mengangkat potensi wisata yang terletak di Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur.
“Saya ingin mengangkat batik khas Kutai Timur sekaligus dengan potensi wisatanya, ini sesuai keinginan dari Bupatai Kutai Timur agar potensi wisata Alam Air Terjun Embang diketahui masyarakat luas,” pungkas Lia Afif. (man/ipg)