Jumat, 22 November 2024

Cara Deteksi Dini Gagal Ginjal pada Anak

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Lucia Pudyastuti Retnaningtyas, spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya Foto: Ubaya

Lucia Pudyastuti Retnaningtyas, dokter spesialis anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya mengatakan, orang tua dapat melakukan observasi dan tindakan medis dini di rumah untuk mendeteksi apakah anak mengidap Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI).

AKI atau biasa dikenal gagal ginjal akut misterius adalah kondisi di mana terjadi penurunan yang cepat dan tiba-tiba pada fungsi ginjal. Penyakit ini diidap anak usia 0-18 tahun yang tidak mengalami kelainan ginjal sebelumnya atau penyakit ginjal kronik. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab dari AKI dan masih dalam tahap investigasi.

“Kasus-kasus di Indonesia belum ada yang mengarah ke salah satu penyebab khusus. Masih dugaan-dugaan sementara,” ujar dokter Lucia, dalam keterangan tertulis.

Ia mengatakan, orang tua perlu mulai waspada ketika anak sudah mengalami gejala demam, infeksi saluran pernapasan akut (batuk dan/atau pilek), atau infeksi saluran cerna seperti diare dan muntah dalam 14 hari terakhir.

Ketika anak sudah menunjukkan gejala itu, maka orang tua perlu memantau tanda bahaya umum ditambah melakukan pemantauan produksi urine.

“Cara paling mudah adalah membandingkan dengan kondisi urine sebelum sakit. Jumlahnya berapa, frekuensinya bagaimana, lalu warnanya. Kalau jarang buang air kecil dan warna urinenya pekat atau kecoklatan, itu harus hati-hati,” jelasnya.

Ia menambahkan, bila urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam saat siang hari, maka harus segera dibawa ke rumah sakit. Urine dikatakan berkurang ketika jumlahnya kurang dari 0,5ml per kilogram berat badan per jam dalam kurun waktu 6-12 jam.

“Ini adalah monitoring yang perlu diperhatikan dan bisa dilakukan orang tua ketika anaknya mengalami gejala,” imbuhnya.

Dokter Lucia mengimbau agar masyarakat tidak perlu panik tapi tetap harus waspada dalam menyikapi fenomena ini. “Kita tunggu hasil investigasi resmi dan tetap mengikuti anjuran dari Kemenkes RI. Itu adalah tindakan terbaik,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui website sehatnegeriku.kemkes.go.id mengumumkan telah ada 206 kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal atau Acute Kidney Injury (AKI) per 18 Oktober 2022. Penyakit ini menyerang anak-anak, terutama mereka yang dibawah usia 5 tahun. (iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs