Yusuf Karim Wakit Ketua Bidang Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE) Kadin DPP Jatim mengatakan, tantangan terbesar pelaku atau penyelenggara acara pascapandemi Covid-19 seperti sekarang adalah adaptasi dan pengeluaran biaya yang lebih banyak.
“Yang pertama adaptasi. Yang kedua bagi pelaku, tantangan terbesarnya adalah event konser zaman now dengan kondisi sekarang lebih high cost,” kata Yusuf saat dihubungi Radio Suara Surabaya, Minggu (27/2/2022).
Dia pun mengakui pihaknya masih mencari formula yang pas dalam menjalankan acara karena sponsor tidak akan 100 persen berpartisipasi.
“Dari pihak sponsor pastinya akan menakar. Gak mungkin 100 persen. Tapi kita harus tetap jalan karena kalau hanya virtual event, paling nggak dibuat hybird-nya. Meskipun kapasitasnya dibatasi 25 persen, 50 persen tetap harus dijalankan physical eventnya sambil dipikirkan seperti apa visualnya,” jelasnya.
Dalam menyelenggarakan kegiatan, baik MICE maupun konser, lanjut Yusuf, ada pilihan untuk menggelarnya dengan physical event, virtual event atau gabungan keduanya yang biasa disebut hybird event.
Ketiga alternatif hajatan tersebut menurut Yusuf juga harus beradaptasi di tengah keadaan seperti saat ini.
“Terutama aturan yang harus memantau PPKM level di mana venue berlangsung yang akan menentukan kapasitas. Kemudian kita juga terintegrasi perjalanan dengan PeduliLindungi, di situ kita bisa ngecek vaksin, tes antigen atau PCR selalu update di situ,” ujarnya.
Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan acara pascapandemi, dibutuhkan adaptasi dan pengertian dari semua pihak terutama penyelenggara, penonton hingga pihak yang berwenang memberi izin acara untuk saling berkoordinasi.(dfn/rid)