Rian Ekky Pradipta atau lebih dikenal dengan Rian D’masiv bersiap mengorbitkan salah satu pendatang baru di belantika musik Tanah Air.
Namanya, Weda Nanda, arek Suroboyo yang baru berusia 14 tahun. Bersama Rayen Pono salah satu personel Pasto sebagai coach vocal, ketiganya hadir mengibur masyarakat Surabaya di Café Prajurit, Minggu (29/8/2021).
Mereka tampil secara langsung menyanyikan single terbaru Weda ‘to die for’ yang ditulis Rian D’Masiv. Lagu yang bercerita tentang kisah cinta anak remaja yang ke-kinian.
“Khan anak sekarang suka bilang ‘halu’ saya masukan kata itu ke dalam liriknya,” jelas Rian.
Lagu yang diciptakan untuk Weda itu diakui Rian sangat cepat penyusunannya. “Pagi-pagi dapat mood, langsung saya tulis, jadi. Saya tunjukan ke Weda dan dia suka, langsung kita workshop,” urainya.
Bagi Rian, Weda yang asli Suroboyo ini mempunyai talenta yang komplet. Tidak hanya punya suara bagus, dia juga jago akting. Bahkan pertemuannya dengan Weda juga saat syuting film.
“Dari perjumpaan itu, saya langsung kagum dengan sosok Weda, meski usia terpaut jauh, namun ketika membahas soal musik langsung cocok,” kisah Rian.
Rian berharap, kemunculan Weda menjadi regenerasi baru dari D’Masiv dan penyanyi di dunia musik Tanah Air.
Sementara, Weda sendiri mengaku dunia entertainmen bukan hal baru baginya. Sejak 2018 dia bintangi empat judul film, di antaranya Mengejar Surga, Kajeng Kliwon, dan film terbaru yang akan segera release berjudul Musyrik.
“Saya dasarnya suka dunia entertaiment, jadi main film sejak umur 7 tahun, lalu menyanyi. Tapi karena pita suara berubah menjadi berat dan susah mencapai nada tinggi, sempat mau berhenti. Tapi justru sama Om Rayen (Rayen Pono ex Pasto, red) malah dieksplor,” kata Weda.
Ke depan, setelah merilis single ‘To Die For’, Weda berencana mempersiapkan beberapa lagu yang liriknya dia tulis sendiri berdasarkan kisah pribadinya.(man/den)