65 foto karya anggota Pers Mahasiswa (Persma) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya yang ditampilkan dalam Photostory Vol.7 bertajuk Waktu, jadi bukti mahasiswa tetap bisa kreatif di masa pandemi Covid-19.
“Photostory merupakan suatu pameran foto tahunan yang digelar oleh Persma UK Petra. Meski masih dalam masa pandemi, hal ini tak menyurutkan langkah kami untuk tetap berkarya di daerah asal kami masing-masing. Tentu saja dalam proses hunting ini kami tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat,” terang Theofilus Natanael Wijaya penanggung jawab pameran, Jumat (26/2/2021).
Pameran ini ingin mengajak para penikmat foto untuk berkaca melalui kenangan, menarik mundur waktu. Merefleksikan diri melalui kenangan peristiwa yang teah terjadi. Karya ini terbagi menjadi 13 foto utama beserta caption dan 52 foto pendukung serta empat artikel yang sesuai dengan subtema masing-masing.
Photostory Vol. 7: Waktu, memiliki empat subtema besar yaitu Waktu & Kenangan, Waktu & Warisan, Waktu & Harapan, serta Waktu & Kesinambungan. Kesemua karya ini merupakan hasil karya mahasiswa angkatan 2018-2020 dari beberapa program/program studi yang ada di UK Petra.
Desi Yoanita, S.Sos., M.Med.Kom., Pembina Persma 2020-2021, sangat mengapresiasi karya anggota Persma UK Petra yang dipamerkan kali ini. “Awal periode kami sempat bingung, bagaimana menggelar pameran foto di masa pandemi. Dalam kondisi terbatas, mereka malah bisa berpikir out of the box. Biasanya karya hanya seputar Surabaya dan sekitarnya. Justru saat mahasiswa kembali ke kota masing-masing, mereka mampu menghasilkan foto yang sangat kaya yaitu dari beberapa kota di Indonesia dan bahkan karya ini bisa dinikmati oleh khalayak yang lebih luas,” terang Desi Yoanita.
Pameran unik ini, meskipun virtual, tetapi mengajak penikmanya seakan menjelajah beberapa objek secara nyata melalui tangkapan kamera yang sangat detail. Cukup arahkan kursor pada foto yang ingin dilihat, maka pengunjung pameran virtual ini akan disuguhkan pemandangan yang menarik.
Satu di antara karya yang dipamerkan pada tema Waktu & Kenangan karya Deo Sebastian Tantama, menampilkan Gedung Setan di kawasan Banyu Urip Wetan, Surabaya. Karya ini ingin menghadirkan sebuah peradaban masyarakat di tengah perkembangan zaman. Gedung Setan dibangun dan ada sejak tahun 1809, dengan bertumpuk-tumpuk kenangan keluarga etnis Tionghoa di Surabaya.
Karya lain dihadirkan Ferry Shendy pada tema Waktu & Warisan, mengisahkan seseorang yang menekuni hobi fotografi analog di Balikpapan. Dalam pameran tertangkap dengan jelas detail kamera analog yang masih bertahan di tengah gempuran kamera digital dan upaya mempertahankannya agar dapat diwariskan ke generasi yang akan datang.
Tetap kreatif dan menghasilkan karya-karya di tengah pandemi Covid-19, merupakan tantangan sekaligus kegembiraan yang luar biasa. Beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan banyak hal baru adalah tantangan tersendiri.
Pameran foto virtual ini dapat diakses melalui petra.id/PhotostoryVol7 (Artsteps.com)(tok/dfn/lim)