Jumat, 22 November 2024

Pertolongan Pertama Henti Jantung dengan Pijat

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Bila seseorang di sekitar Anda mengalami gejala henti jantung, atau cardiac arrest seperti sesak napas tanpa alasan jelas, nyeri dada hingga kehilangan kesadaran, Anda bisa segera melakukan pijat jantung untuk membantu menyelamatkan nyawanya.

Vito A Damay dokter spesialis jantung dan pembuluh dari dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) menyatakan itu, sebagaimana dikutip Antara, Minggu (12/6/2021).

“kalau kita segera menolong, maka kemungkinan dia selamat akan lebih besar. Kita bisa melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau pijat jantung dengan benar sehingga kemungkinan dia selamat bisa meningkat 17- 44 persen,” ujarnya.

Dia mengatakan, saat Anda menunda CPR atau RJP (resusitasi jantung paru), maka penundaan perlakukan itu akan mengurangi kemungkinan orang dengan gejala henti jantung bisa selamat sampai 10 persen setiap menitnya.

Ketika tidak ada orang lain di sekitar Anda, segera terapkan CPR dengan metode pijat jantung, terutama apabila Anda bukan tenaga kesehatan terlatih. Tidak perlu menunggu batuk. Ini bisa dilakuakan saat yang bersangkutan bernapas tidak normal, gasping atau mengap-mengap.

Vito bilang, bagi orang yang terlatih seperti tenaga kesehatan, mereka akan terlebih dulu memeriksa kondisi nadi orang tersebut. Namun, langkah itu tidak perlu dilakukan oleh orang tak terlatih.

Langkahnya, kata dia, pertama, letakkan orang bersangkutan di permukaan yang rata dan keras. Sebisa mungkin ekspos dadanya kemudian tekan bagian tengahnya dengan ujung telapak tangan.

Kaitkan satu tangan di atas tangan lainnya, lalu lakukan pijat (tekan) dengan cepat dan keras, sebanyak 100 kali per menit.

Pakailah kekuatan dari bahu dan berat badan Anda, bukan dari sikut. Jadi, ketika memijat posisi sikut tegak lurus, sementara badan dan pundak Anda yang bergerak turun. Lakukanlah pertolongan ini sembari menunggu bantuan dari tenaga medis.

“Pijat jantung bisa menyelamatkan seseorang apabila Anda tidak terlatih (seperti tenaga kesehatan) dan ini lebih baik dilakukan daripada tidak sama sekali,” tutur Vito.

Metode pijat jantung yang menjadi bagian dari CPR ini juga menghindakan risiko tertular penyakit dari pernapasan mulut ke mulut (apabila melakukan CPR dari mulut ke mulut).

Vito bilang, metode ini biasanya berguna untuk membantu mengembalikan kemampuan bernapas dan sirkulasi darah dalam tubuh akibat masalah seperti serangan jantung dan henti jantung.

Menurutnya, kedua kondisi itu berbeda. Henti jantung adalah kondisi saat jantung berhenti memompa secara efektif sebagai pompa untuk seluruh tubuh, yang isinya memompa darah, nutrisi, dan oksigen.

Sementara serangan jantung merupakan keadaan sumbatan di dalam pembuluh darah koroner yang harusnya memberi makan kepada otot jantung. Kedua masalah ini bisa menimbulkan kematian.

“Orang yang mengalami serangan jantung, menghadapi henti jantung setelahnya sehingga mengakibatkan kematian. Namun, orang yang menghadapi henti jantung belum tentu disebabkan karena serangan jantung,” kata dia.

PERKI mengadakan pelatihan untuk awam sejak lama terkait CPR dan menurut dia petugas keamanan dan petugas pelayanan publik harus bisa melakukannya. CPR yang dilakukan secara tepat, salah satunya yang didapatkan gelandang tim nasional Denmark Christian Eriksen di tengah laga pembuka Grup B Euro 2020 melawan Finlandia pada Sabtu (12/6) bisa membantunya kembali stabil setelah sempat kolaps.

“Untung di-CPR ya, CPR itu wajib dipelajari menurut saya. Saya malah saran, pesepeda, pelari apalagi yang rutin olahraga harus kursus bagaimana melakukan CPR supaya dapat menolong temannya,” demikian pesan Vito.(ant/tin/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs