Meningkatnya kasus Covid-19 di sejumlah daerah tidak menghentikan pembinaan seni tradisional melalui pelbagai pementasan seni secara daring. Pementasan dengan cara seperti itu dimaksimalkan.
“Karena kondisi memang masih tidak memungkinkan. Pandemi Covid-19 belum selesai. Bahkan ada peningkatan kasus Covid-19. Ini memang harus disikapi dengan pertimbangan matang,” kata Hario Widyoseno Kasi Penyajian Taman Budaya Jawa Timur, Kamis (24/6/2021).
Sejumlah program dalam rangka pelaksanaan pembinaan seni budaya, kata Hario tetap harus dilakukan.
Meski pun kondisi saat ini masih tidak memungkinkan pelaksanaan gelar kesenian secara terbuka dengan menghadirkan para penonton.
“Oleh karena itu, kami tetap memaksimalkan pementasan daring lewat tayangan internet. Ini satu-satunya pilihan yang bisa dilakukan sebagai bentuk pembinaan dan penampilan beragam seni budaya. Lewat kanal internet penampil wajib mampu beradaptasi dengan pementasan dalam bentuk daring itu, ” kata Hario.
Sejumlah kendala juga muncul, karena Seniman yang biasa tampil live di hadapan penonton terpaksa harus kehilangan atmosfer itu.
Seniman harus mampu tetap maksimalkan karya dan keterampilannya melalui layar. Perubahan ini wajib diadaptasi oleh semua seniman termasuk seniman tradisional.
“Awalnya memang ada kendala. Tapi akhirnya jadi terbiasa. Karena memang satu-satunya pilihan pementasan adalah secara daring. Seniman akhirnya punya kewajiban mengadaptasi karya kreatifnya bisa terakomodir lewat layar kamera. Dan penonton bisa menyaksikan pementasan cukup di rumah saja,” kata Hario.
Pementasan daring sudah digelar Taman Budaya Jawa Timur sejak awal pandemi Covid-19 terjadi. Seiring peningkatan kasus Covid-19, pilihan pementasan secara daring dimaksimalkan.
“Pementasan sebagai bentuk pembinaan tetap kami gelar di masa pandemi ini. Seniman juga punya kewajiban beradaptasi dengan kondisi. Sampai sekarang kami tetap memaksimalkan sarana daring yang ada,” ujar Hario.(tok/dfn)