Banyak ketidakpastian dalam hidup yang terjadi dalam masa pandemi. Salah satunya adalah terkait hal ekonomi, dalam hal ini yaitu pendapatan.
Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang ditetapkan oleh Pemerintah, membuat ruang gerak lintas sektor makin terbatas dan perputaran roda ekonomi tersendat.
Oleh sebab itu menerapkan pola keuangan frugal living sebagai gaya hidup, bisa jadi salah satu penyelamat atas masalah perekonomian di masa pandemi.
Dr. Dwi Wilandari, SE., MM, CFP, Financial Planner, menjelaskan, frugal living adalah pemanfaatan secara maksimal atas barang yang sudah dipunya lebih dulu. Namun, bila ada kebutuhan yang belum dipunya, baru dibeli.
“Frugal living itu kita beli gak cuma berdasarkan keinginan. Kalau sudah ada, manfaatkan semaksimal mungkin apa yang ada. Bukan pelit, frugal living boleh kok beli barang mahal tapi cari yang nilai per pemakaiannya lebih kecil,” terang Dwi kepada Suara Surabaya, Minggu (8/8/2021).
Dia mencontohkan, ada pilihan sepatu harga Rp1 juta dan Rp100 ribu. Kalau yang harga satu juta bisa dipakai berkali-kali sedangkan yang harga seratus ribu dipakai tiga kali langsung jebol, orang yang menganut frugal living akan memilih yang harga satu juta tadi.
Beberapa selebriti juga menganut frugal living seperti Lady Gaga dan Ed Sheeran.
Untuk memulai frugal living, yang bisa dilakukan adalah me-review aliran penghasilan. Kita mencatat rata-rata pengeluaran dalam satu bulan. Lalu membuat budgeting.
Dalam mengatur gaji misalnya, alokasikan dana sebesar 5 persen untuk kebutuhan sosial.
Lalu 10 persen untuk menabung dan investasi. Setelah itu bila ada cicilan atau hutang, alokasikan sebanyak 30 persen. Hutang sebaiknya tidak lebih dari 30 persen. Namun bila anda tidak memiliki hutang, bisa dialihkan untuk menabung.
Pos yang paling besar yaitu pos belanja kebutuhan sebesar 60 persen. Bila ternyata lebih dari itu, kebutuhan bisa di-review lagi.
“Kalau ada belanja yang terlalu mahal, kita bisa beli di toko tetangga. Atau listrik, kita bisa lebih hemat,
jelasnya.
Lalu pos pengeluaran terakhir yaitu untuk leisure, maksimal yang dialokasikan sebesar 20 persen. Namun ini sifatnya tidak wajib, bisa dialokasikan untuk menambah tabungan.(dfn/rst)