Jumat, 22 November 2024

Korut akan Hukum Warganya yang Menikmati Hiburan Korsel

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Kim Jong Un Pemimpin Korea Utara dengan didampingi adiknya, Kim Yo Jong, meresmikan pabrik pupuk yang baru selesai dibangun di kawasan wilayah utara ibu kota, Pyongyang. Foto ini dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) Korea Utara, Sabtu (2/5/2020). Foto: Reuters

Kim Jong Un pemimpin Korea Utara saat ini semakin memperketat masuknya pengaruh asing ke negaranya, dan meminta hiburan lokal untuk membuat konten yang lebih baik.

Terbaru, Korea Utara memberlakukan denda berat atau penjara bagi warganya yang ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan atau meniru cara orang Korea Selatan berbicara.

Dilansir Antara, Kamis (21/2/2021), situs web Daily NK yang berbasis di Seoul dan melaporkan berita dari sumber Korea Utara yang mengatakan undang-undang pemikiran anti-reaksioner baru diberlakukan akhir tahun lalu. Daily NK membeberkan rinciannya pekan ini.

Reuters memberitakan, sanksinya meliputi hukuman untuk orangtua yang anaknya ketahuan menikmati hiburan Korea Selatan, berupa hukuman hingga 15 tahun di kamp penjara. Hukuman juga diberlakukan untuk produksi atau distribusi pornografi, pemakaian televisi, radio, komputer, ponsel dan perangkat elektronik asing yang tidak terdaftar.

Majalah berbasis di Jepang, Rimjin-gang, yang juga mendapatkan sumber informasi dari Korea Utara, melaporkan bahwa aturan baru juga melarang masyarakat bicara atau menulis dalam gaya Korea Selatan.

Dikatakan dalam pernyataan tertulis Kim, pemimpin Korea Utara mengkritik penggunaan istilah oppa (kakak lelaki) dan dong-saeng (adik perempuan atau lelaki) yang merujuk kepada orang yang bukan kerabat, tulis Rimjin-gang.

Reuters tidak dapat melakukan verifikasi laporan tersebut secara independen.

Siapa pun yang ketahuan mengimpor materi terlarang dari Korea Selatan terancam menghadapi hukuman seumur hidup, sementara mereka yang mengimpor konten dalam jumlah besar dari Amerika Serikat atau Jepang bisa dihukum mati, kata Daily NK.

Akses informasi yang terbatas namun berkembang, terlasuk lewat perbatasan dengan China, mempercepat perubahan kecil yang hanya mengizinkan media fokus kepada pemimpinnya, kata Tae Yong-ho pembelot Korea Utara yang terpilih jadi anggota parlemen Korea Selatan.

“Pada siang hari, masyarakat meneriakkan ‘Hidup Kim Jong Un’, tapi pada malam hari mereka semua menonton drama dan film Korea Selatan,” kata Tae dalam wawancara di konferensi Reuters Next pada 11 Januari.

Pada saat yang bersamaan, Kim berjanji baru-baru ini untuk memperluas jaringan nirkabel dan meningkatkan siaran agar bisa melayani pemirsa lebih baik.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
32o
Kurs