Lamtiar Simorangkir pendiri Lam Horas Film menyampaikan bahwa produksi film “Invisible Hopes” bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus memberi edukasi pentingnya pemenuhan hak dan pelindungan bagi perempuan hamil dan anak di penjara.
“Melalui film ini, kami ingin menunjukkan realita baru yang mungkin belum banyak diketahui masyarakat, sekaligus mengampanyekan gerakan kembali ke bioskop dengan aman. Kami berharap film ini dapat menjadi bahan diskusi bagi pemerintah untuk mencari solusi bagi persoalan perempuan dan anak di dalam penjara,” tutur Lamtiar melalui siaran pers di Jakarta, Senin (5/4/2021).
“Ketika mereka berkata untuk apa kamu membela perempuan jahat, sampah masyarakat? Kemudian saya menjawab perempuan sampah masyarakat itu sedang membawa kehidupan dalam rahimnya. Apakah cintaku terlalu besar? Ketika tidak bisa mengusir bayang-bayang anak-anak tidak berdosa mendorong jeruji besi sambil berteriak, mama pertugas, mama buka. Kami marah karena atas nama stres, anak mereka menjadi pelampiasan kemarahan. Kami marah karena anak-anak harus diberikan begitu saja kepada orang asing karena tidak ada seorang pun yang menginginkan mereka di luar sana. Marahku sangat besar tapi sebesar itulah rasa cintaku kepada mereka,” tambahnya seperti yang dilansir Antara.
Sementara Sudirman Manurung Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapanuli Utara mengapresiasi serta bangga atas keberhasilan Lamtiar sebagai putri daerah Tapanuli Utara yang telah ‘melahirkan’ film “Invisible Hopes”.
Sudirman menilai jika melihat situasi saat ini, banyak anak yang berada di luar penjara hidup dalam kondisi tertinggal, apalagi dengan anak-anak yang harus berada di dalam jeruji besi.
“Kami yakin hadirnya film ini merupakan bentuk kepedulian Lam Horas Film untuk memastikan terlindunginya perempuan dan anak. Semoga ke depan seluruh perempuan dan anak dapat terselamatkan dan terlindungi dari berbagai bentuk kekerasan dan perlakuan buruk lainnya di mana-pun mereka berada, mengingat anak adalah aset untuk membangun bangsa ini di masa depan,” imbuh Sudirman.
“Invisible Hopes” merupakan film dokumenter hasil karya komunitas film bernama Lam Horas Film yang secara resmi akan ditayangkan di bioskop Indonesia pada Mei 2021.
Proses produksi film ini didukung oleh Kedutaan Besar Norwegia dan Kedutaan Besar Swiss.
Film ini mengangkat sisi kehidupan perempuan hamil dan anak-anak yang terpaksa dilahirkan di dalam penjara, mulai dari keterbatasan makanan bergizi yang dikonsumsi, masalah kesehatan janin yang mengancam keselamatan perempuan hamil, terganggunya kesehatan anak, hingga masalah pengasuhan anak menjadi konflik menyedihkan yang diangkat dalam film ini.(ant/tin)