Jumat, 22 November 2024

Bakteri Mengintai di Make-up dan Alat Rias Selama Pandemi

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan

Pakar kesehatan menyarankan untuk tidak lupa membersihkan memeriksa make-up dan peralatannya, meskipun jarang digunakan selama pandemi.

“Meskipun frekuensi penggunaan merupakan salah satu faktor, namun saat pengawet dalam produk mulai rusak maka bisa membuat makeup lebih rentan ditumbuhi bakteri, seperti Staphylococci atau E. coli yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau lebih buruk, infeksi,” kata Kathleen Suozzi direktur Aesthetic Dermatology Program di Yale School of Medicine, seperti dilansir dari The Washington Post oleh Antara, Minggu (3/1/2021).

Menurut pakar dermatologi, kebanyakan orang abai menjaga kebersihan produk riasan. Padahal perilaku ini berpotensi mencemari riasan.

Orang juga cenderung terlalu percaya diri kosmetik mereka dapat bertahan lama dan dapat terus digunakan hanya karena terlihat normal dan tidak berbau. Padahal secara mikroskopis, bisa banyak hal yang terjadi.

Sebuah studi asal Inggris dalam Journal of Applied Microbiology pada 2019 menunjukkan, lipstik, lip gloss, eyeliner, maskara dan beauty blender yang sudah terpakai terkontaminasi 79-90 persen bakteri, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.

Beauty blender yang sering digunakan dalam keadaan lembap, memiliki kandungan bakteri tertinggi.

Pooja Sodha Direktur GW Center for Laser and Cosmetic Dermatology, mengatakan, idealnya kuas makeup harus dicuci setelah digunakan, dan semua jenis spons sifatnya sekali pakai.

Jika mencuci alat rias seminggu sekali tidak memungkinkan, Anda bisa menyisihkan waktu dua kali sebulan.

Anda tak perlu mencuci alat-alat yang belum terpakai, kecuali jika menyimpannya di gudang, sebaiknya dicuci sebelum digunakan.

Cara membersihkan alat rias juga penting. Para ahli umumnya merekomendasikan menggunakan pembersih wajah dan air untuk mencuci kuas dan spons, sama seperti saat membersihkan wajah.

Menurut Sodha, beauty blender seringkali lebih sulit dibersihkan daripada sikat, karena sifat bahannya yang padat. Hal ini kerap menyulitkan untuk mengukur seberapa baik pembersihannya.

“Tidak ada cara untuk menjamin seberapa efektif Anda menghilangkan bakteri dari alat ini. Anda mungkin harus menilai kebersihan dari penampilan,” kata dia.

Ivy Lee ahli dermatologi di Los Angeles, mengatakan beauty blender harus kembali ke warna dan bentuk aslinya setelah dicuci. Jika ada tanda-tanda usang yang terlihat, seperti ada potongan yang hilang atau ujung yang tumpul, maka itu pertanda spons harus dibuang.

Untuk kuas, Anda bisa mencuci dari ujungnya mengarah ke bawah untuk meminimalkan jumlah air yang terkumpul di tempat bulu dan pegangannya, karena jamur dapat terbentuk di sana.

Hindari memeras kuas terlalu kuat setelah dicuci karena dapat merusak bulunya. Sebaliknya, peras dengan lembut untuk mengeluarkan air sebanyak mungkin, kata Lee.

Untuk mengeringkan kuas, Anda bisa menaruhnya di sekitar wastafel dengan posisi digantung atau dijemur di bawah sinar matahari dan pastikan kondisinya sudah benar-benar kering sebelum dipakai kembali.

Sementara untuk riasan, jangan lupa memeriksa tanggal kedaluwarsa produk.

Makeup dengan formulasi cair, terutama riasan mata seperti maskara dan eyeliner, memiliki umur simpan paling pendek. Maskara, misalnya, harus diganti setiap tiga hingga enam bulan. Sementara produk bedak bisa bertahan satu hingga dua tahun.

Stacie Thomas penata rias di Seattle, Amerika Serikat menyarankan agar Anda membiasakan diri dengan tekstur dan aroma produk sehingga dapat mengetahui kapan produk itu perlu dibuang.(ant/dfn)

Berita Terkait

Sambut Tahun Baru, Ini Tren Make Up 2019


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs