Jumat, 22 November 2024

5 Rekomendasi Lontong Balap Surabaya, Harus Dicoba!

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Irisan lontong disajikan bersama irisan tahu, lentho, taoge, kuah kaldu, sambal petis dan sate kerang. Foto: Istimewa

Menjelajah rasa di Kota Surabaya, tidak lengkap bila belum melekatkan lidah kita dengan selera khas Lontong Balap. Drama citarasa perpaduan petis, kuah beraroma udang, irisan tahu, dengan taoge, menemani mie dan lontong. Bayangkan dulu nikmatnya, bila Anda kian penasaran berikut jujukannya.

1. Lontong Balap Cak Erwin  Indrapura

Lontong Balap Cak Erwin, lokasinya berada di samping gedung Keuangan di jalan Indrapura. Mulai berjualan sejak tahun 1990. Ciri khas lontong balapnya, di atas taogenya ada irisan daun bawang, dan seledri. Untuk lento, komposisi tepungnya lebih dominan dibanding kacang berasnya. Perbedaan dengan penjual lontong balap lainnya, di sini petis disajikan terpisah. Ada mangkok yang berisi sambal petis yang berwarna hitam pekat.

“Di sini bebas ambil sambal sendiri, biar pembeli puas,” imbuh Cak Erwin. Menggunakan bahan utama petis udang, dan cabe yang dihaluskan, sambal petisnya tidak terlalu kental, namun dijamin bisa membuat lidah panas kepedasan.

2. Lontong Balap Rajawali

Lontong balap yang satu ini, tergolong legendaris. Usaha yang dirintis sejak tahun 1956 ini tetap menjaga kualitas hingga generasi ketiga. Miranto, pemilik lontong balap Rajawali menuturkan, tidak ada yang berubah mengenai rasa, karena semua masih sama seperti yang dilakukan pendahulunya.

“Bumbu masih kami ulek manual, wadahnya juga tetap memakai tanah liat, dan untuk memanaskan masih menggunakan serbuk kayu,” paparnya. Komposisinya masih berisi lontong, tahu, dan lento dengan siraman taoge berkuah gurih. “Kuahnya sejak dulu hanya mengandalkan rempah, tidak memakai kaldu udang apalagi daging,” jelas Miranto.

3. Lontong Balap Pak Gendut

Lontong Balap Pak Gendut yang berada di Jalan Dr Moestopo memang populer. Keunikan lontong balap ini, adalah kuahnya masih dimasak dengan kuali yang terbuat dari tanah, dan dipanaskan dengan anglo. Panas arang yang tak terlalu panas inilah yang membuat taogenya terasa gurih dan renyah.

Aris Taufik Susanto, penerus ketiga usaha ini, mengatakan akan lain rasanya lontong balap yang dimasak menggunakan alat-alat yang terbuat dari logam. Apalagi dimasak di atas api kompor.

Kuahnya juga istimewa karena menggunakan kaldu udang dan dipadu dengan bumbu-bumbu, yang membuat kuahnya wangi dan terasa gurih.

4. Lontong Balap Tasniya

Tepat di Jalan Kranggan ada sekitar 7 orang penjual lontong balap yang berjualan berdampingan. Yang membedakan penjual satu dan lainnya, adalah penggunaan nama sebagai trade mark-nya.

Salah satu penjualnya adalah Bu Tasniya, merintis usaha ini sejak tahun 1954. Ciri khas lontong balap Bu Tasniya adalah taburan daun bawang. Sedangkan di tempat lain, biasanya menggunakan seledri.

“Saya dari dulu pakai daun bawang,” tuturnya. Kuahnya bening, namun begitu dinikmati terasa kuat rasa rempahnya. Irisan lontong, tahu dan lento, dan kuah taoge ini makin mantap dengan sambal petis yang berwarna cokelat terang.

5. Lontong Balap Garuda

Masih di Jalan Kranggan, di sini ada pedagang lontong yang tak pernah sepi pembeli. Namanya, Lontong Balap Garuda. Tampilannya sama dengan pedagang lain, tapi soal lento agak berbeda dengan pedagang lontong balap yang lain. Menggunakan kacang merah yang sebagian ditumbuk halus, sebagian lagi dibiarkan utuh, lalu digoreng garing.

Lentonya begitu gurih dan bumbunya kuat terasa. Lezatnya lento berpadu dengan dengan kuah kaldu udangnya yang gurih membuat rasanya sulit dilupakan. Jadi, yang mana nih, favoritmu? (Manda/lim)

Berita Terkait

Hampir Punah, Kuliner Lawas Sate Karak


Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs