Reinhardt Kenneth, fotografer fashion asal Indonesia di Los Angeles California membuat sebuah film bertema fashion bertajuk 2020: The Year of Hope.
Pada film pertama buatannya ini, Reinhardt berkolaborasi dengan sang ibu, yaitu desainer Diana Putri untuk Diana Couture di Surabaya. Seperti diketahui, ama Diana Putri sudah tidak asing lagi di kancah internasional. Ia sudah sering merancang busana, bahkan masker, untuk artis-artis papan atas, seperti penyanyi Ariana Grande dan Lady Gaga.
Kolaborasi untuk film ini dilakukan secara jarak jauh, mengingat proses pembuatannya yang berada di masa pandemi. Khusus untuk film 2020: The Year of Hope ini, Diana menampilkan koleksi pakaian dengan model bodysuit, yang berpadu kontras dengan ekor kain panjang dan dipadukan dengan masker, dengan hiasan kristal dan paku-paku metalik.
“Saya itu tetap menggunakan unsur-unsur couture (red.adibusana), tapi in a more of edgy dan vibe-nya itu, kayak end of the world vibe. Baju pesta, di mana mereka siap berjuang untuk hidup mereka. Jadi tidak terlalu elegan, tapi lebih terlihat berani. Mereka itu menunjukkan dua sisi dari seorang Diana Couture women, (yaitu) strong, yet elegant,” jelas Diana Putri melalui wawancara dengan VOA belum lama ini.
Salah satu pesan yang juga diangkat lewat film ini adalah semboyan bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu, sebagai fokus utama.
Inilah ide awal dari Diana dan Reinhardt untuk menampilkan tujuh model, yang memiliki latar belakang yang berbeda, dengan cerita yang berbeda-beda pula. Desainer Diana Putri menekankan, bahwa ia melihat banyak sekali kejadian di tahun 2020 yang merupakan akibat dari perpecahan dan kebencian.
“Maka dari itu sudah sepantasnya ada makna persatuan seperti yang kita punya itu, Bhineka Tunggal Ika. Jadi maka dari itu, diversity itu sangat dijunjung tinggi,” tambah Diana.
Melalui film 2020: The Year of Hope, Reinhardt berharap orang-orang yang menonton bisa bersikap lebih baik dan merasa punya harapan.
“Saya ingin orang-orang yang menonton film ini bisa bersikap lebih baik dan merasa lebih punya harapan. Kalau kita bisa bersatu, kita bisa mengesampingkan perbedaan masing-masing, seperti warna kulit, agama, gender, dan sebagainya,” kata Reinhardt.
“Kita semua memiliki ras yang berbeda dan saya tidak mengatakan bahwa, kita semua memiliki kesempatan yang sama. Tidak. Di situlah masalahnya. Diskriminasi itu nyata. Latar belakang kita telah berdampak kepada kehidupan kita. Tapi kita harus belajar, bahwa kalau bisa bersatu, disitulah harapan yang sejati akan terlihat, karena kita akan bekerja sama untuk membantu memecahkan masalah masing-masing,” ujarnya.
Lewat film 2020: The Year of Hope ini, Reinhardt Kenneth, Diana Putri, beserta tim-nya tidak hanya ingin menghasilkan sekadar film yang mengedepankan dunia fashion, tetapi juga mengangkat cerita yang penuh makna mengenai persatuan, yang bisa mendatangkan harapan.(voa/dfn/lim)