Jumat, 22 November 2024

Seniman Tari Tampilkan Karya Secara Daring untuk Jaga Kewarasan Kreativitas

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ilustrasi. Pentas Sinergi Tari yang digelar di Gedung Cak Durasim, kompleks Taman Budaya Jawa Timur (TBJ) pada Rabu (9/1/2019) malam. Foto: Dok./Totok suarasurabaya.net

Seniman tari menampilkan karya secara daring untuk menjaga kewarasan dalam berproses kreatif di tengah pandemi Covid-19.

Heri Prasetyo, koreografer yang juga pegiat seni di Jawa Timur pada Sabtu (9/5/2020) menyampaikan bahwa proses kreatif berkesenian tidak bisa berhenti di situasi apapun. Karena itu, seniman tari juga memilih menggunakan jaringan internet untuk bisa tetap menampilkan karya.

“Sebelum pandemi Covid-19, seniman khususnya seniman tari tetap butuh cara untuk berproses dan menampilkan karyanya, melalui panggung-panggung kesenian, dalam berbagai acara. Festival, pementasan, atau penampilan bersama. Saat ini hal itu tidak mungkin dilakukan, Covid-19 menghalangi itu. Tapi proses berkesenian tetap harus jalan,” kata pria yang karya seninya sudah berskala nasional maupun internasional ini.

Oleh karena itu kemudian, sejumlah seniman tari tambah Heri memilih tetap berkarya dan berproses dengan memanfaatkan teknologi melalui jaringan internet secara daring untuk tetap berkarya.

“Saat ini, yang memungkinkan memang sarana internet yang bisa memberikan sarana untuk menampilkan karya dan berproses. Dengan cara sederhana, mereka menampilkan karya-karyanya secara daring. Bahkan melalui fasilitas itu sebuah karya tari bisa muncul di banyak kanal dan channel yang bisa dinikmati secara daring dari berbagai belahan dunia,” kata Heri.

Saat memperingati Hari Tari Sedunia 2020, para seniman tari dari dalam dan luar negeri masing-masing menampilkan kebersamaan menggunakan sarana daring tersbeut untuk merayakannya bersama-sama.

“Justru dengan kondisi sekarang ini, meskipun secara fisik kami tidak bisa bertemu, tetapi proses kreatif justru tetap berjalan, bahkan kami tetap terhubung satu sama lain dengan sarana daring tersebut. Bagaimanapun, seniman tetap membutuhkan sarana bagi penampilan karya-karyanya, dan fasilitas internet itulah yang mampu,” tegas Heri.

Sementara itu, Fransiska Diana Wijaya penari profesional yang juga pengajar tari, justru bersyukur bisa tetap berkreativitas dan berlatih bersama kelompoknya melalui fasilitas daring.

“Kawan-kawan di kota lain juga tetap berlatih dan berproses menggunakan fasilitas internet. Karena tidak mungkin ditengah penerapan PSBB seperti sekarang kami harus berkumpul. Padahal sebagai penari kami butuh berkumpul bertukar ide, menjaga kewarasan proses kreativitas,” ujar Fransiska.

Pentas Gedung Cak Durasim di dalam kompleks Taman Budaya Jawa Timur Jalan Gentengkali yang kerap dipakai untuk pementasan seni tari dan kesenian lainnya, sejak pandemi Covid-19 dan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak ada lagi pementasan. “Kami juga kerap menggunakan pentas di TBJ, tapi sekarang tidak mungkin lagi selama pandemi Covid-19. Kami tetap pakai daring,” pungkas Fransiska.(tok/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs