Mahasiswa program English for Creative Industry (ECI) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya, Rabu (22/7/2020) tampilkan pentas teater secara daring, menolak menyerah di masa pandemi Covid-19 dibuktikan dalam pentas dari rumah masing-masing.
Belajar dari rumah gegara pandemi Covid-19, tidak membuat mahasiswa UK Petra Surabaya menyerah. Kreativitas justru muncul di masa sulit ini. Seperti mahasiswa program English for Creative Industry (ECI) yang menampilkan pertunjukan teater sebagai bagian dari kelengkapan tugas perkuliahan.
Uniknya, pertunjukan teater dalam Bahasa Inggris itu melibatkan sejumlah pemain yang tidka lain adalah para mahasiswa sendiri tetapi dilakukan dari rumah masing-masing lantaran masih tetap harus menjalani protokol kesehatan, social distancing dna physical distancing saat pandemi Covid-19 ini.
Sekitar 37 mahasiswa yang tergabung dalam kelas Acting for Stage ditambah dengan sekitar 16 mahasiswa peserta mata kuliah kelas Stage Directing, punya kewajiban harus melakukan pertunjukan teater musikal dari rumah masing-masing karena kondisi yang tidak memungkinkan untuk tampil bersama di panggung.
Segala bentuk latihan, koordinasi serta pemahaman naskah seluruhnya dilakukan di rumah masing-masing ditambah dengan pelaksanaan konsultasi secara daring yang secara keseluruhan dilaksanakan jarak jauh.
“Tentunya kami semua tidak menduga jika kemudian muncul pandemi Covid-19 ini. Dan itu berpengaruh pada dua kelas yang kami ikuti saat harus tampil di panggung Petra Little Theatre (PLT) di kampus. Tetapi karena kondisi yang tidak memungkinkan, maka kami semua harus melakukan koordinasi, latihan, dan koordinasi sekaligus untuk pertunjukan kami lakukan secara langsung masing-masing dari rumah,” terang Dr. Ribut Basuki, M.A., dosen pengampu mata kuliah Acting for Stage dan Stage Directing, Rabu (22/7/2020).
Para mahasiwa yang tergabung dalam kelas Stage Directing, sebelumnya diwajibkan untuk melakukan audisi secara online sebagai bagian dari upaya mencari aktor-aktor yang akan berperan dalam teater yang ditampilkan di panggung.
Naskah yang ditampilkan dan dibawakan oleh para mahasiswa itu juga beragam. Mulai dari naskah adaptasi, serta naskah adaptasi dari karya musikal yang memang sudah ada. Tetapi ada juga para mahasiswa dalam penampilannya itu justru memilih membuat naskah sendiri.
Setiap penampilan para mahasiswa dibatasi sekitar 10 hingga 15 menit saja tidak lebih. Butuh waktu persiapan sampai dengan 3 bulan untuk seluruh rangkaian persiapan. Mulai dari tahap audisi, pemilihan naskah sampai dengan penampilan d pentas pertunjukan yang akhirnya dilaksanakan secara daring dari rumah masing-masing tersebut.
Ribut Basuki menambahkan bahwa kegiatan pentas secara daring di kelas Acting for Stage dan Stage Directing kali ini merupakan kali pertama dilakukan dan merupakan sesuatu yang baru. Tantangan teknis, seperti jaringan internet memang kendala dan bisa jadi hambatan penampilan di panggung.
“Ini pengalaman pertama kali bagi kami semua disini. Sebagai dosen ada kesulitan memonitor masing-masing kelompok termasuk saat tampil dengan secara detil. Mahasiswa sendiri menghadapi tantangan teknis, mulai dari kendala jaringan internet, sampai soal framing mahasiswa, perlu disikapi. Belum lagi mereka yang berkelompok jug aharus berkoordinasi. Karena sebelumnya mereka terbiasa langsung tampil di panggung, pentas daring ini punya kesulitan tersendiri,” papar Ribut Basuki.
Sementara itu, untuk penilaian, Ribut Basuki menyampaikan bahwa ada dua tahapan penilaian yang diberikan. Tahap penilaian yang pertama, masing-masing kelompok menampilkan teater musikal secara langsung dengan menggunakan fasilitas daring yaitu Google Meet.
“Tahap kedua penilaian adalah Ujian Akhir Semester (UAS), nantinya masing-masing kelompok ini akan merekam penampilan mereka secara kelompok. Dan mereka juga diperbolehkan untuk mengedit agar mendapatkan hasil yang maksimal,” pungkas Ribut Basuki.(tok/ipg)