Sabtu, 23 November 2024

Pekerjaan Wedding Organizer Makin Diminati, Dokter Pun Kepincut

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
dr. Dwi Wijaya dalam acara Creativepreneur in Digital Era di UINSA, Senin (2/3/2020). Foto : Istimewa

Meski telah mendapat zona nyaman berprofesi sebagai seorang dokter, dr. Dwi Wijaya, tidak lantas berpuas diri. Ia sadar, kesuksesan hanya bisa diraih melalui kerja keras dan pengorbanan.

dr. Dwi Wijaya mengatakan, memang sejak kecil ia mempunyai cita-cita menjadi seorang dokter. Namun, ia juga ingin mengaktualisasikan minatnya di dunia entertainment dan kegiatan sosial.

“Sejak kecil saya telah dididik untuk menjadi pribadi yang mampu bekerja secara multitasking. Memang cita-cita saya tidak sekadar menjadi dokter, namun juga dapat melakukan aksi sosial untuk dapat membantu banyak orang di lini kehidupan lainnya,” katanya, Senin (2/3/2020).

Di sisi lain, dr. Dwi juga ingin beraktualisasi dalam dunia seni hiburan. Bahkan, sudah sejak lama sebenarnya hasrat tersebut tak mampu dibendung.

“Awalnya saya memulai langkah dengan terjun sebagai wedding singer. Sembari jalan, saya juga merintis sebagai wedding planner. Inilah yang kemudian menjadi kisah awal usaha wedding planner saya berjalan,” terangnya.

Sebenarnya, dr. Dwi mengaku, tujuan awal dari merintis wedding planner hanya untuk membantu clien band yang tidak menggunakan wedding organizer (WO) pada saat mereka menikah. Akan tetapi, hal ini berlanjut dengan semakin banyaknya calon klien yang ingin mendapatkan jasa wedding planner.

“Inilah peluang yang saya lihat. Akhirnya, wedding planner saya buat seserius mungkin. Mulai merekrut tim kreatif yang berisi anak muda, agar kepuasan dari client tetap terjaga. Karena hemat saya, ketika client puas dengan jasa saya, itu adalah pencapaian personal,” ceritanya.

Saat merintis usaha wedding planner, dr. Dwi melalui Maharagung Organizer. Ia pun dituntut harus mampu membagi waktu kerja. Antara profesi sebagai dokter, wedding planner, dan kegiatan sosial lainnya. “Bisa dibilang, tidak ada ruang waktu untuk bersantai-santai. Kalaupun ada waktu libur atau senggang, itu juga saya manfaatkan untuk bertemu dengan client wedding di Surabaya,” ungkapnya.

Alhasil, saat ini wedding organizer yang dr. Dwi bangun telah tumbuh dengan pesat. Dalam lima tahun pertama, awalnya hanya punya 2 karyawan dan satu job wedding dalam sebulan. Kini, terhitung Wedding Organizer memiliki 30 karyawan inhouse, 120 freelance, dan tujuh anak perusahaan seperti, Symphony Entertainment, Royal Story Picture, Aurora Photobooth, Royal Draupadi Decoration, Grha Mahar Agung, Jayanegara Catering, dan Rajo Mudo Rendang.

“Perkembangan bisnis WO saya akhirnya bisa mendapat kepercayaan dari client publik figure seperti bunda Anne Avantie, seorang designer terkenal di Indonesia. Lalu Aghnia punjabi, dan atlet Evan Dhimas. Dan saya juga pernah melayani client yang berasal dari lingkup pejabat pemerintahan,” tuturnya.

dr. Dwi Wijaya, juga menambahkan, untuk mendapatkan kesuksesan seperti dirinya, harus membekali diri dengan mental pejuang serta tekad yang kuat dan konsisten. Tekad kuat yang dimaksud adalah mampu bekerja secara profesional meski menjalani dua profesi yang berbeda.

“Konsisten adalah sama-sama memberikan kemampuan yang terbaik, sehingga client mendapatkan kepuasaan yang optimal. Selain itu, saya juga dituntut untuk mampu menjadi pendengar yang baik, eksekutor yang gesit, dan management waktu,” tandasnya. (bid/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
28o
Kurs