Minggu, 24 November 2024

Museum De Tjolomadoe, Bukti Peradaban Dunia Dipengaruhi oleh Butiran Gula

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Akar pohon beringin yang ada di samping Besali Cafe ini dipertahankan keotentikannya. Foto: Laras suarasurabaya.net

De Tjolomadoe, sebuah museum dari bangunan lawas pabrik gula berusia 151 tahun, kini hadir sebagai mesin waktu yang akan membawa pengunjung menghayati gerak napas Pabrik Gula Colomadu yang dulu menjadi jiwa rakyat Surakarta.

Terletak di Jalan Adi Sucipto, Malangjiwan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pengunjung seolah diajak untuk memutar waktu melihat peradaban dunia dipengaruhi oleh butiran gula.

Mesin-mesin besar penggilingan, tungku-tungku pembakaran, tiang pabrik, dinding, hingga ubin semua masih orisinil, karena pihak pengelola tidak banyak mengubah konsep dari pabrik gula ini.

Pabrik Gula Colomadu yang didirikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara IV tahun 1861 ini berhasil mengangkat perekonomian rakyat Surakarta dengan aktivitas ekspor ke berbagai penjuru dunia di zaman Hindia Belanda.

Pabrik iki openono, senajan ora nyugihi, nanging nguripi, kinaryo papan pangupo, jiwone kawula dasih.. Begitulah pesan dari KGPAA Mangkunegara IV dari tertulis dari salah satu dinding museum, yang berarti Peliharalah pabrik ini, meski tidak membuat kaya, tapi menghidupi, memberikan perlindungan, menjadi jiwa rakyat kecil.

“Mangkunegara IV ini mendirikan pabrik gula ini seakan ‘pekerja-pekerja di sini, ambilah (keuntungan) untuk kehidupanmu,” kata Binar Vina Marketing Museum dalam kunjungan profesional Suara Surabaya Media di Karanganyar, Selasa (18/2/2020).

Binar mengatakan, proses restorasi sempat menemui banyak kendala karena selain bangunan lama, pabrik Colomadu ini sudah 20 tahun tidak beroperasi. Meski masih mempertahankan bangunan aslinya, namun revitalisasi di Museum De Tjolomadoe tetap menarik bagi para pengunjung di dari penjuru kota.


Stasiun Gilingan langsung menyambut pengunjung saat masuk De Tjolomadoe. Foto: Laras suarasurabaya.net

Apalagi kesan vintage dari setiap sudut ruangan dan mesin, beserta kelengkapan koleksi di museum ini sekaligus menjadi destinasi edukasi bagi semua kelompok usia.

“Di sini kalau weekend bisa sampai 2.000 (pengunjung, red). Tapi kalau long weekend sampai 3.000 orang,” kata Binar.

Hasil dari restorasi yang dibiayai oleh beberapa BUMN yang membentuk konsorsium bernama PT Sinergi Colomadu ini, semakin banyak dikenal masyarakat luas setelah musisi internasional, David Foster, menggelar konser di tempat ini pada Maret 2018 lalu.

Selain itu, beberapa musisi besar hingga komedian terkenal di Indonesia juga pernah mengadakan acara di concert hall ini, seperti Padi, Sheila on 7, Didi Kempot, Noah dan Panji Pragiwaksono.


Concert hall yang ada di De Tjolomadoe bisa menampung lebih dari 2000 pengunjung. Foto: Laras suarasurabaya.net

Dengan total luas 6,8 hektare dan luas bangunan 1,3 hektare, museum ini memiliki berbagai ruangan mulai ruangan mesin generator, stasiun penguapan, cafe, ruang digital hingga concert hall yang bisa menampung hingga 3.000 orang dengan 520 seat penonton yang tersedia di area tribun hall.

De Tjolomadoe resmi diluncurkan pada 26 Maret 2018 dengan penambahan koleksi digital di akhir tahun 2018.

Para wisatawan yang ingin mengunjungi museum bisa datang pada hari Senin-Kamis pukul 10.00-18.00 WIB, dan akhir pekan pada hari Jumat-Minggu pukul 10.00-21.00 WIB malam. Pengunjung dapat menikmati semua edukasi dan hiburan di Museum De Tjolomadoe dengan biaya Rp35 ribu pada hari biasa maupun akhir pekan. (tin/bas/ipg)

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
32o
Kurs