Komando Armada (Koarmada) II meresmikan Monumen Van Speijk sebagai ikon baru, setelah monumen Jalesveva Jayamahe. Monumen kapal perang (KRI) itu terletak di pintu gerbang utama Markas Koarmada II.
Laksda TNI Heru Kusmanto Pangarmada II mengatakan, Monumen Van Speijk dibangun sebagai simbol jiwa prajurit matra laut dan semangat serta tekad yang kuat dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Lebih lanjut, angka 354 pada monumen tersebut berasal dari salah satu alutsista yang memperkuat jajaran Satuan Kapal Eskorta Koarmada II, yakni KRI Oswald Siahaan, sebagai kapal perusak kawal rudal yang mempunyai kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.
Oswald Siahaan sendiri adalah nama dari seorang prajurit TNI AL yang gugur dalam pertempuran Teluk Sibolga pada 9 Mei 1947.
“Nomor lambung KRI Oswald Siahaan, kita pilih menjadi replika Monumen Van Speijk, dengan pertimbangan bahwa selama ini berperan aktif di berbagai operasi dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI,” kata Laksda Heru, berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (15/5/2020)
Pembangunan monumen Van Speijk itu, kata dia, dimulai sejak awal bulan Maret 2020, dengan perbandingan 66 persen dari ukuran kapal yang sebenarnya. Laksda Heru, orang nomor satu di Koarmada II itu juga turut andil dalam proses pembangunannya, lewat desain yang dibuat dan bentuk bangunan yang sama dengan aslinya.
Adapun peresmian monumen tersebut berlangsung pada Kamis (14/5/2020) kemarin, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Peresmian itu juga dihadiri oleh Komandan Lantamal V serta para pejabat utama Koarmada II. (ang)