Rajin mengonsumsi buah-buahan sangat dianjurkan, karena buah mengandung banyak zat dan nutrisi yang menyehatkan. Buah-buahan juga menjadi sangat penting di tengah pandemi karena nilai komoditinya sangat tinggi.
Karena itu, tak heran bila Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengampanyekan “Gerakan Konsumsi Buah Nusantara” saat meluncurkan Gelar Buah Nusantara di Jakarta, Senin (10/8/2020).
“Komoditas hortikultura, khususnya buah-buahan memiliki potensi besar menambah pundi-pundi devisa negara dan menjadi andalan untuk dipasarkan di masa pandemi Covid-19. Saat ini, masyarakat seluruh dunia mulai menerapkan pola hidup sehat untuk menjaga stamina dengan mengonsumsi buah yang sarat dengan kandungan vitamin,” ujar Kemendag.
Badan Pusat Statistik melansir data, ekspor buah Indonesia periode Januari-Juni 2020 tumbuh sebesar 23,21 persen, dengan nilai total mencapai USD 430,4 juta. Jenis buah yang menyumbang ekspor terbesar antara lain mangga, kacang-kacangan, dan nanas. Sedangkan, negara tujuan ekspor buah Indonesia antara lain Thailand, Vietnam, Malaysia, Tiongkok, dan India.
Mendag mengungkapkan, salah satu buah tropis Indonesia yang memiliki potensi untuk terus dikembangkan adalah buah naga. Mengutip data BPS, pertumbuhan ekspor buah naga menjadi salah satu yang terbesar pada periode Januari-Maret 2020 yakni 234,35 persen.
“Buah naga mempunyai potensi yang dapat terus dikembangkan mengalahkan Vietnam, karena buah naga Indonesia dapat dipanen sepanjang tahun. Letak geografis negri yang berada di garis khatulistiwa inilah yang menjadi keunggulan kita,” jelasnya.
Lalu, apa saja yang membikin buah naga bisa menjadi komoditas andalam ekspor kita?
1. Buah naga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan.
Tak hanya rasanya yang nikmat, kandungan buah naga merah juga sangat beragam. Selain baik untuk memenuhi asupan nutrisi harian Anda, kandungan vitamin dan mineral dalam buah naga merah juga baik untuk memelihara kesehatan tubuh.
Buah naga termasuk jenis buah yang rendah kalori. Dalam seporsi buah naga (sekitar 100 gram) hanya terdapat sekitar 60 kalori. Buah ini juga sama sekali tidak mengandung lemak, walau kandungan gizi buah naga cukup tinggi. Kandungan buah naga bagi kesehatan tubuh, antara lain vitamin C, B2, B3, magnesium, zat besi, kalsium, dan antioksidan.
2. Kita memiliki kebun dan packing house yang teregistrasi.
Negri kita sudah diakui oleh tim General Administration of Customs of the People’s Republic of China (GACC) yang telah melakukan audit kebun dan packing house buah naga di Indonesia pada 14–20 Januari 2020 di Banyuwangi dan Bali. Bahwa bangsa kita sudah memenuhi salah satu persyaratan dalam protokol bahwa buah naga yang diekspor berasal dari kebun dan packing house yang teregistrasi.
Berdasar data registrasi kebun buah naga per Januari 2020, lahan buah naga yang telah teregistrasi seluas 129.648, 68 hektare yang tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Saat ini terdapat lima packing house yang telah diregistrasi oleh Otoritas Kompeten Keamanan Pangan baik pusat maupun daerah.
3. Nilai ekspornya tinggi.
Buah naga menambah deratan komoditi yang sudah masuk ke pasar China, seperti salak, manggis, kelengkeng, pisang, nanas dan durian. Permintaan dunia terhadap buah naga selama periode 2015-2019 tumbuh positif sebesar 7,51 persen, dari US$2,84 miliar pada 2015, menjadi US$3,67 miliar pada 2019. Ekspor produk buah naga Indonesia ke dunia terus meningkat setiap tahunnya dengan tren positif sebesar 12,91 persen dalam lima tahun terakhir dari US$145.000 pada 2015 menjadi US$208.000 pada 2019.
Data BPS terbaru menyebut, pertumbuhan ekspor buah naga menjadi salah satu yang terbesar pada periode Januari-Maret 2020 yakni 234,35 persen. (cus/lim)