Jumat, 22 November 2024

Kepercayaan Wisatawan Kunci Pemulihan Pariwisata di Era New Normal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Persiapan Jatim Park 2, Kota Batu, menjelang kembali buka untuk wisatawan di tengah pandemi Covid-19 dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat, Sabtu (27/6/2020). Foto: Antara

Covid-19 menghantam sektor pariwisata di tanah air dengan begitu keras. Hampir seluruh bisnis yang berkaitan dengan sektor ini jatuh. Untuk membangkitkan kembali pariwisata, kepercayaan wisatawan adalah kunci.

“Indonesia mengalami lack of trust of destination dari wisatawan mancanegara maupun domestik, sehingga kita harus berupaya mengembalikan kepercayaan wisatawan,” kata Nia Niscaya Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf/Baparekraf, Minggu (28/6/2020).

Dia menyampaikan ini saat menjadi pembicara dalam bincang bisnis daring ASITA bertajuk “Sinergi ASITA dan Pemerintah Menyikapi Kebijakan New Normal Pariwisata Indonesia.” Nia bilang, turunnya kepercayaan wisatawan sebenarnya terjadi di seluruh negara di dunia.

Di Indonesia, seiring penanganan Covid-19 oleh pemerintah, sentimen dari sejumlah negara terhadap pasar Indonesia sudah mengalami pertumbuhan positif dari yang sebelumnya berada di zona merah atau di bawah 0 persen.

“Meski pada periode 9 sampai 16 Juni berdasarkan Sprinklr Analytic (social listening tools) sentimen sejumlah negara mulai terjadi peningkatan, tapi ini jangan lantas membuat kita cukup puas. Secara umum persepsi mereka masih sekitar 50 persen,” kata Nia.

Sejumlah pihak turut serta di dalam diskusi tentang pariwisata di era new normal itu. Antara lain Ngurah Swajaya Duta Besar LBPP RI untuk Singapura dan Pratito Soeharyo Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos.

Demi meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan dan membangkitkan pariwisata nasional, Kemenparekraf/Baparekraf telah menyusun protokol Cleanliness, Health, and Safety (CHS) berbentuk video edukasi dan handbook untuk para pelaku usaha parekraf.

Kementerian juga sudah melakukan simulasi dan uji coba penerapan protokol sekaligus mendokumentasikannya sebagai bahan soft campaign yang akan dipublikasikan kepada para pelaku wisata dan masyarakat domestik dan internasional melalui berbagai channel.

“Inilah pokok persoalan kalau bicara wisatawan. Kesuksesan Indonesia dalam penanganan Covid-19 ini menjadi salah satu penilaian pembentukan nation branding. Karena itu perlu sinergi ASITA juga perwakilan negara-negara pasar untuk meningkatkan kepercayaan,” kata Nia.

Berkaca dari negara-negara lain yang sudah mampu pulih dari COVID-19, pasar dalam negeri akan berjalan lebih dahulu. Strategi ini juga akan dijalankan Kemenparekraf/Baparekraf dengan kampanye #DiIndonesiaAja dengan segmentasi pasar keluarga, pasangan, wisatawan perorangan (FIT), dan pemerintah.

Begitu juga untuk pasar wisatawan mancanegara, dengan menyiapkan strategi kampanye #DreamNowTravelTomorrow sebagai branding protokol CHS untuk menyampaikan pesan soal protokol kesehatan dan inspiring content kepada wisman, serta tetap menjaga komunikasi dengan partner di originasi dan destinasi agar tetap hadir.

“Intinya kita harus bisa hadir di pasar dengan menampilkan konten-konten yang memberi inspirasi pada wisatawan,” kata Nia.

Ngurah Swajaya Duta Besar LBPP RI untuk Singapura sepakat dan siap mendukung strategi Kemenparekraf/Baparekraf karena pariwisata erat kaitannya dengan kepercayaan. Dia akan mendukung strategi ini dengan turut membuat konten-konten penanganan COVID-19 di Indonesia yang akan disiarkan melalui seluruh media yang ada.

“Pasar domestik di Indonesia berpotensi luar biasa namun hal itu tentu tidak cukup dan perlu ditopang dengan wisatawan mancanegara. Sehingga citra akan pariwisata di Indonesia terus berada di benak wisatawan,” kata Ngurah.

Sementara, Pratito Soeharyo Duta Besar LBPP Indonesia untuk Laos mengatakan, pihaknya juga akan mendorong diaspora Indonesia, terutama yang berada di Laos, untuk mempromosikan kebijakan pariwisata Indonesia.

Pratito mengatakan, pihaknya juga telah memiliki berbagai program untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di Laos. Salah satunya mendorong pembukaan penerbangan langsung dari Luang Prabang ke Bali.

“Kita juga telah memiliki rencana program untuk famtrip Key Opinion Leaders dan jurnalis dari Laos,” kata Pratito.

Kosmas Harefa Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yang juga turut dalam diskusi itu bilang, pihaknya memiliki 13 program dalam mendukung sektor pariwisata di masa normal baru atau pascapandemi COVID-19.

Di antaranya melakukan sinkronisasi anggaran belanja terkait pariwisata yang tersebar di berbagai kementerian/lembaga juga mendorong anggaran belanja perjalanan dinas dalam negeri (termasuk kegiatan MICE) seluruh kementerian dan lembaga agar dialokasikan ke daerah yang bergantung pada sektor pariwisata.

“Jumlah ini tidak sedikit, ini bisa jadi kekuatan perekonomian di destinasi kita,” kata Kosmas.(ant/den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs