Tinggi badan ternyata berhubungan dengan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2, menurut sebuah studi dari Jerman dalam jurnal Diabetologia.
Hasil studi itu, seperti dilansir Antara dari Indian Express, Jumat (13/9/2019), menunjukkan mereka yang berpostur pendek berisiko lebih besar terkena diabetes.
Untuk sampai pada temuan itu, para peneliti dari University of Potsdam dan German Institute of Human Nutrition Potsdam-Rehbruecke di Nuthetat mengamati lebih dari 2.500 pria dan wanita paruh baya di Jerman.
Setelah menyesuaikan usia, gaya hidup, pendidikan, dan lingkar pinggang, para peneliti menemukan, mereka dengan postur tinggi dikaitkan dengan risiko diabetes yang lebih rendah.
Mereka juga mengevaluasi tinggi badan dengan mempertimbangkan tinggi saat duduk, panjang kaki, berat badan, tinggi total tubuh, lingkar pinggang dan tekanan darah.
Ketinggian yang diukur berkisar dari di bawah 169,7 cm hingga di atas 180,3 cm untuk pria dan di bawah 157,8 cm hingga di atas 168,1 cm untuk wanita.
Pria dan wanita berisiko lebih rendah sekitar 30 persen mengalami diabetes untuk setiap selisih 10 cm.
Kemudian, tambahan 10 cm tinggi badan berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 sekitar 41 persen lebih rendah pada pria dan 33 persen lebih rendah pada wanita.
Tetapi bagaimana tinggi badan bisa membuat perbedaan? Menurut para peneliti, bisa jadi orang yang berpostur pendek lebih mudah menumpuk lemak di hati lebih pendek dan rentan terhadap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol dan peradangan.
Namun, penelitian itu tidak membuktikan hubungan sebab-akibat yang pasti.
Matthias Schulze, seorang profesor di Universitas Potsdam dan kepala departemen di German Institute of Human Nutrition Potsdam-Rehbruecke mengatakan, tinggi badan saja mungkin tidak menyebabkan “resistensi insulin” yang kemudian dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Sebaliknya, faktor-faktor lain yang terlibat dalam pertumbuhan mungkin memainkan peran dalam resistensi insulin dan tinggi badan orang dewasa.(ant/iss)