Surabaya Creative Network (SCN) bersama Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya meresmikan Heritage Walk of Lawang Seketeng atau kampung lawas yang memiliki banyak sejarah tentang sejumlah tokoh nasional, salah seorang diantaranya adalah Ir Soekarno Presiden RI pertama.
Heritage Walk of Lawang Seketeng yang berlokasi di Lawang Seketeng gang VI Surabaya, diresmikan oleh Antiek Sugiharti Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bersama sejumlah pejabat Pemkot lainnya, Senin (11/11/2019) siang. Peresmian ini bagian rangkaian memperingati Hari Pahlawan 10 November.
Lokasi bersejarah baru tersebut di dalamnya terdapat Langgar Dukur Kayu yang dulunya dipakai tempat mengaji Presiden Soekarno saat masih kecil.
Selain itu ada Terakota, Sumur Tua, Makam Mbah Pitono, Makam Mbah Dimo, Makam Syekh Zen Zaini Assegaf, Rumah Kayu, Rumah Jengki dan Rumah Puing yang menjadi pusat daya tarik wisata.
Menurut Hafsoh Mubarok Ketua SCN, rangkaian peresmian ini digelar dengan sejumlah acara untuk memperkenalkan warga Surabaya seperti: Mlaku (Blusukan Kampung), Sowan Langgar Dukur Kayu, Incip-incip jajanan dan foto mural viral.
“Ini semua support dari teman-teman komunitas lainnya yang kerjasama dengan SCN,” kata wanita yang akrab disapa Mbak Hebs.
Sementara itu, Antiek Sugiharti Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya menjelaskan, Langgar Dukur Kayu yang berdiri tahun 1893 ini masih terjaga keasliannya. Sehingga dari sisi historisnya mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Bahwa di sini ada tempat destinasi wisata yang menarik, yang khususnya memiliki berbagai obyek mulai dari jaman kerajaan, peninggalan jaman kerajaan sampai jaman perjuangan bangsa Indonesia,” katanya usai pemotongan pita Langgar Dukur Kayu.
Musdiq Ali Suhudi Kepala Dinas Perpustakaan dan Pengarsipan Kota Surabaya mengatakan, dinding kayu sisik, daun pintu dengan engsel kuno, kentongan yang ada di bangunan Langgar Dukur Kayu, menjadi saksi bisu bahwa tempat ini pernah dipakai ngaji Presiden Soekarno maupun sebagai lokasi para pahlawan yakni HOS Cokroaminoto berunding dengan tokoh bangsa lainnya saat jaman penjajahan.
“Yang kita wawancara dengan beberapa penduduk yang ada di sini, itu ada beberapa ulama yang sekarang ukirannya banyak kita temukan sekitar sini dulu tempat ngajinya di sini. Sesepuhnya lah termasuk sebenarnya termasuk pak Karno dan sebagainya dulu gurunya tempatnya di sini juga,” katanya. (bid/iss/ipg)