Cata Odata berkolaborasi dengan The Necessary Stage (Singapura) dan
WAFT-Lab (Surabaya) menggelar monodrama: untitled cow number one (Ucno) atau sapi tak berjudul nomor satu, di Geoks Art Space, Singapadu, Bali.
Acara ini merupakan bagian dari CO.Lab, sebuah program Cata Odata yang diharap mampu meningkatkan pertemuan antara para seniman dan pelaku kreatif dengan latar belakang sosial budaya berbeda.
Ratna Odata, satu diantara pendiri Cata Odata, menyampaikan bahwa Cata Odata Laboratory atau disebut CO.Lab, terbuka bagi mereka yang memiliki semangat untuk berkolaborasi serta berbagi pengalaman dan pengetahuan.
“Program ini diadakan setidaknya setahun sekali diikuti dengan workshop kreatif dan sesi percakapan bersama, kali ini dengan para tim Ucno,” ujar Ratna Odata.
Monodrama ini akan dipentaskan 2 kali pada Jumat (23/3/2018) dan Sabtu (24/3/2018). Dengan durasi pertunjukan sekitar 30-40 menit dan setiap pertunjukan akan ditutup oleh diskusi selama 30 menit melibatkan tim kreatif dan produksi Ucno.
Ucno memiliki beberapa program pendamping seperti lokakarya akting oleh Gloria Tan, DIY sound device (swakriya perangkat suara) oleh WAFT-Lab dan sebuah diskusi terbuka pentingnya praktek interkultural pada penciptaan seni pertunjukan.
Monodrama adalah drama yang dimainkan atau dirancang untuk dimainkan oleh seorang aktor. Berbeda dengan monolog yang adalah cuplikan dari naskah atau ide cerita utuh, monodrama memiliki komposisi utuh layaknya drama yang memiliki babak awal, tengah dan akhir.
Monodrama Ucno adalah naskah yang dibuat Haresh Sharma, penulis naskah
tetap The Necessary Stage sejak 1990. Sepuluh naskahnya telah dipentaskan, dialihbahasakan ke bahasa Malaysia, China, Yunani, dan Italia. Haresh Sharma juga telah berpartisipasi di sejumlah festival penulis internasional.
Naskah Ucno sendiri sudah pernah ditampilkan di Macau International Fringe Festival (2000), Asian Theater Festival di Busan (2002), National Theatre Festival di New Delhi (2003), dan M1 Fringe Festival di Singapore (2015).
Pada pementasan ini, Gloria Tan hadir sebagai aktor yang membawakan sebuah cerita tentang perjalanan masa 12 hari berkabung dari seekor janda sapi.
Pertunjukan ini akan dibagi menjadi 12 bagian dan dilengkapi dengan teks terjemahan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia yang tersedia pada layar untuk hadirin.
Alvin Tan, pendiri The Necessary Stage, ketika ditanya mengenai mengapa The Necessary Stage memilih naskah ini untuk dibawa ke Bali, menyampaikan bahwa untitled cow number one adalah satu diantara naskah Haresh yang paling terbuka melibatkan seniman lain sebagai kolaborator.
Temanya pun dapat dimaknai secara universal, tentang kondisi manusia yang
menginvestasikan semua emosi yang dimilikinya dalam satu sumber kebahagiaan, dan kehilangan identitas di saat hubungan tersebut berakhir.
Sementara itu, WAFT-Lab, sebuah kolektif yang sudah lebih dari 10 tahun aktif dalam pengembangan seni interdisipliner di Surabaya melibatkan 6 personilnya untuk membuat bentuk audio dan visual pementasan ini.
Helmi Hardian pendiri WAFT-Lab menyampaikan bahwa ini adalah kali pertama WAFT-Lab membuat karya untuk pementasan teater.
“Kami selalu mengerjakan wilayah audio, visual, atau pencahayaan di project-project sebelumnya. Kali ini kami harus mendukung emosi di setiap babak yang selalu berbeda, runut, dan kadang malah tiba-tiba berubah. Kami bereksperimen dengan memahami naskah, berdiskusi, mencari referensi, dan jamming bareng. Sering kami mengutak-atik alat musik dan membuat simulator pencahayaan untuk coba-coba,” ujar Helmi seperti dilansir dalam siaran persnya untuk suarasurabaya.net, Senin (19/3/2018).
Produksi Ucno yang digagas Cata Odata berkolaborasi dengan The Necessary Stage (Singapura) dan WAFT-Lab (Surabaya) hanya bisa direalisasikan dengan bantuan dan dukungan dari para individu, profesional, dan komunitas teater lokal yang begitu suportif di Bali.(tok/ipg)