Sabtu, 23 November 2024

Rabies Juga Bisa Tertular Melalui Daerah Tubuh yang Terbuka

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi anjing rabies. Foto: medi-call.id

Penularan virus rabies oleh Hewan Penular Rabies (HPR) juga bisa ditularkan melalui air liur hewan yang positif rabies jika liur tersebut terkena di bagian tubuh yang terbuka atau terluka.

Hal tersebut dibenarkan Elizabeth Soepardi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan saat dihubungi Antara di Jakarta, Jumat (28/9/2018).

“Paling banyak 98% penularan rabies oleh Anjing, melalui gigitan. Sementara 2% hewan penular rabies lainnya terdiri dari kucing, kera, kelelawar,” kata dia.

Dari gigitan tersebut, membuat kulit manusia terluka dan virus masuk ke dalam jaringan tubuh. Begitu juga yang ditularkan tanpa gigitan, virus rabies bisa menular melalui air liur yang mengenai bagian tubuh yang terdapat luka terbuka.

Tidak hanya itu, melalui bagian tubuh yang terbuka (mukosa) seperti pada mata, bibir, dan hidung, virus rabies juga mampu ditularkan.

Rabies merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya karena memiliki Case Fatality Rate (CFR) atau tingkat kematian 100%. Artinya setiap kasus positif rabies pada manusia akan menyebabkan kematian.

Virus rabies pada hewan menjalar melalui saraf sampai ke otak kemudian keluar melalui kelenjar air liur. Hewan yang positif terkena rabies berpotensi terjadi kematian dalam satu sampai dua minggu, atau maksimal tiga minggu.

Hewan yang terinfeksi rabies biasanya lebih agresif menyerang manusia, atau bahkan menggigit benda apapun. Anjing yang terkena rabies juga menjulurkan lidah terus menerus disertai air liur yang banyak, mata memerah, takut terhadap cahaya dan air, ekor terlipat ke dalam di antara dua kaki, dan menyukai tempat gelap seperti bersembunyi di bawah kursi atau meja.

Jika manusia yang terinfeksi rabies juga menimbulkan gejala yang hampir mirip seperti takut air, takut angin, takut suara, dan gelisah. Efek tersebut muncul setelah gejala pertama yaitu demam, tidak napsu makan, lemah, insomnia, dan sakit kepala hebat.

Apabila mengalami gigitan hewan seperti anjing, kucing, atau hewan penular rabies lainnya, segera cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir selama 15 menit. Setelah itu segera periksakan ke petugas kesehatan untuk mendapatkan serum antirabies.

Ia juga mengatakan, masa inkubasi atau timbulnya gejala sejak terjadinya gigitan rabies berbeda-beda mulai dari hitungan jam hingga menahun.

“Lamanya masa inkubasi dikarenakan lamanya virus menjalar melalui saraf di letak tubuh yang tergigit hingga ke otak,” pungkasnya. (ant/nin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs