Sabtu, 23 November 2024

Mengenal Jenis Sarung Sebagai Busana Santri

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Peringatan Hari Santri Nasional di Kediri tahun 2015. Foto: merdeka.com

Santri di berbagai wilayah di Indonesia sedang gembira. Berbagai acara digelar dalam rangka memperingati perayaan Hari Santri Nasional yang jatuh setiap tanggal 22 Oktober.

Bicara soal santri, ada salah satu busana yang menjadi ciri khas mereka, yaitu sarung. Bahkan, karena kebiasaan para santri dalam kesehariannya menggunakan sarung, sebagian orang ada yang menyebut santri kaum bersarung.

Tapi, tidak melulu yang bersarung adalah santri. Sebab, sarung dikenal memiliki beragam fungsi bagi penggunanya. Memang, tak dipungkiri, sarung lebih banyak dijadikan masyarakat Indonesia sebagai pelengkap untuk beribadah.

Berdasar situs wikipedia, sarung berasal dari Yaman, dan pertama kali masuk ke Indonesia pada abad ke-14. Sarung terbuat dari kain dengan berbagai macam bahan, seperti katun, polyester atau sutera.

Sarung di Indonesia dikenal memiliki berbagai jenis dengan motif yang menjadi ciri khas daerah tertentu. Berikut beberapa jenis sarung yang ada di Indonesia seperti dilansir Liputan6.com dari laman sarungatlas.co.id:

Sarung Sutera Bugis (Sulawesi Selatan)

Sarung dari Sulawesi Selatan ini bisa digunakan untuk melengkapi penggunaan baju bodo maupun pakaian tradisional Bugis. Motifnya kotak-kotak dan garis-garis yang membentuk segitiga. Dulunya, motif seperti ini memperlihatkan bahwa sang pemilik sarung berarti sudah menikah atau masih lajang.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, sarung sutera Bugis ini memang tidak hanya digunakan sebagai padanan baju bodo untuk upacara adat, tapi juga dalam aktivitas sehari-hari. Kemudian tidak semua wanita dan laki yang memakai sarung motif Ballo Renni dan Balo Lobang masih lajang.

Sarung Ulos (Sumatera Utara)

Sarung yang dikembangkan oleh masyarakat Batak ini biasanya didominasi warna hitam, merah, dan juga putih. Dalam warna dominasi tersebut dihiasi dengan tenunan dengan warna emas dan perak. Dalam perkembangannya, sarung ini dimodifikasi sebagai pakaian khusus untuk kepentingan acara formal seperti pernikahan.

Sarung Poleng Bali

Bisa dikatakan bahwa sarung ini merupakan benda sakral bagi masyarakat Hindu, sehingga digunakan dalam upacara keagamaan serta untuk penutup patung, pohon, atau sebagai umbul-umbul di jalan. Poleng memiliki beberapa jenis, walau warna utamanya biasanya hitam dan putih.

Sarung Tenun Goyor

Sarung dari Jawa Tengah ini cukup terkenal karena teknik membuat sarung ini begitu istimewa dan memiliki nilai seni tinggi. Walau dibuat dengan teknik tenun, sarung ini ternyata tidak kaku, cukup halus, dan memiliki beragam motif indah.

Terdapat dua jenis sarung tenun goyor, yakni sarung tenun goyor botolan dan sarung tenun goyor werengan. Kedua jenis sarung ini dibedakan dengan ragam motif yang menghiasi sarung.

Sarung Tenun Samarinda

Sarung Tenun Samarinda ini lebih dikenal dengan sebutan sarung ikat. Untuk pembuatannya, sarung ini diproses secara tradisional dengan memakai alat tenun yang disebut dengan “gedokan”. Biasanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari untuk membuat satu sarung.

Motif-motif geometris mendominasi sarung atau lebih dikenal dengan sebutan sarung bermotif kotak-kotak. Untuk masalah penggunaan, sebenarnya tak jauh berbeda dengan daerah lainnya. Namun, sarung ini sekarang mengalami perkembangan layaknya kain batik. Sarung tenun Samarinda kini juga dibuat menjadi baju resmi, misalnya dibuat kemeja. (lip6/nin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs