Fosun, konglomerat dari negeri Tirai Bambu, membeli label busana dari Prancis, Lanvin, dan berniat untuk mengembalikan kejayaan merk tersebut.
“Tidak semua brand bisa melewati lebih dari satu abad dan masih bersinar seperti Lanvin,” kata Guo Guangchang, pimpinan Fosun International, yang sering disebut Warren Buffett-nya China, dilansir Antara dari AFP.
Rumah mode tertua asal Prancis ini bergejolak setelah pemecatan salah seorang perancang mereka, Alber Elbaz, sekitar dua tahun yang lalu.
Lanvin pada 2016 lalu memiliki hutang sebesar 18,3 juta euro (setara Rp 308,3 miliar), kerugian pertama selama satu dekade belakangan.
Dalam keterangan tertulis, Fosun menyatakan pemilik sebelumnya, Shaw-Lan Wang, taipan media Taiwan, yang pernah menjanjikan suntikan dana, tetap menjadi pemegang saham.
Fosun melihat rumah mode bersejahar ini masih memiliki potensi untuk tumbuh besar.
“Karena China menjadi pendorong pertumbuhan utama pasar barang mewah global, kami yakin bahwa Fosun bisa membawa nilai tambahan besar terhadap Lanvin”.
Selain Lanvin, Fosun juga memiliki merk busana kelas menengah antara lain Tom Tailor dari Jerman.
Olivier Lapidus, Direktur Artistik Lanvin, pada November lalu menyatakan akan membantu perpindahan besar merk yang berdiri sejak 1889.
Sebelum diambil alih Fosun, Wang memiliki 75 persen saham sementara sisanya dipegang oleh pebisnis Jerman, Ralph Batel.(ant/iss)