Sabtu, 23 November 2024

Kenali Kue Tradisional, 3 Mahasiswa Denmark Buat Kue Tok di Ubaya

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Ke 3 mahasiswa asal Denmark saat membuat dan mencicipi Kue Tok atau Kue Cikak di Pusdakota Universitas Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Memperkenalkan berbagai tradisi khas Indonesia, satu diantaranya kue khas Indonesia, Senin (22/10/2018) 3 mahasiswa dari luar negeri diajak membuat Kue Cikak atau Kue Tok di Pendopo Pusdakota Universitas Surabaya (Ubaya).

Kegiatan yang melibatkan ibu-ibu dari kampung Kue Rungkut Lor Surabaya tersebut, diawali dengan memperkenalkan berbagai sajian khas Indonesia, diantaranya adalah aneka kue atau jajanan khas daerah di Indonesia, termasuk dari Kota Surabaya.

Kue Cikak atau Kue Tok yang dibuat pada kegiatan kali ini memang berbeda dengan penampilan Kue Tok yang biasanya hanya berbentuk bundar pipih saja. Kali ini Kue Tok dibuat dalam berbagai bentuk.

“Kue khas dari Indramayu ini biasanya memang cuma bundar dan pipih. Tapi kepada mereka saya ajarkan cara dasar membuat Kue Tok. Bentuknya terserah mereka, termasuk untuk pewarnaannya, bebas,” terang Choirul Mahpuduah Ketua Kampung Kue Rungkut Lor II, Kecamatan Rungkut, Surabaya.

Ke tiga mahasiswa luar negeri yang belajarmembuat Kue Tok ini adalah Anneke Schon, Sigurdur Ingvar Thorarinsson dan Christin Enja Lisette Saermar Andersen yang ketiganya berasal dari University of Southern Denmark.

Ketiga mahasiswa Denmark ini adalah bagian dari student exchange, yaitu pertukaran pelajar selama satu semester menempuh pendidikan di Universitas Surabaya (Ubaya).

Untuk membuat Kue Cikak atau Kue Tok, bahan yang dibutuhkan: Kacang Hijau, Santan, Gula Pasir, Minyak Goreng, Garam, Vanilli, pewarna makanan, Agar-agar Putih ditambah dengan air sesuai kebutuhan.

Kepada para mahasiswa asal Denmark itu, Mahpudua menjelaskan bahan-bahan yang dibutuhkan tersebut kemudian dilanjutkan dengan proses atau cara membuat Kue Tok yang memang terbilang sederhana tersebut.

“Kacang Hijau direndam. lalu dikukus, dihaluskan, kemudian masukkan Garam, Gula Pasir, serta Vanilli kedalamnya. Adonan Kacang Hijau siap dibentuk, diwarnai dan dicelupkan ke dalam Agar-agar supaya tampilannya mengkilap. Diamkan sejenak, dan Kue Tok siap disantap,” papar Mahpudua.

Sementara itu disampaikan Adi Prasetyo Tedjakusuma, B.Bus., M.Com., Direktur Kerjasama Kelembagaan Ubaya, bahwa kegiatan membuat Kue Tok ini diharapkan akan menjadi pengalaman serta cerita tersendiri bagi para mahasiswa asal Denmark tersebut.

“Mereka kami ajak mengenal budaya dan kebiasaan orang Indonesia, dalam hal ini mengenai kue tradisional. Dari Ibu-ibu Kampung Kue, kami berharap mereka punya pengalaman membuat dan mencicipi kue tradisional Indonesia. Pengalaman ini bisa jadi cerita tersendiri saat kembali ke negara asal mereka,” terang Adi Prasetyo Tedjakusuma.

Adi juga berharap setelah pengalaman baru yang didapatkan oleh mahasiswa asing ini, nantinya mereka dapat lebih mengenal tentang tradisi serta budaya Indonesia yang sangat banyak dan luar biasa.

“Saat praktek langsung, mereka secara tidak langsung mengenal kebudayaan atau makanan di Indonesia, kami berharap mereka mempunyai kesan yang positif dan dapat mempromosikan Indonesia di negara asalnya atau kemanapun mereka pergi,” pungkas Adi.

Usai mencoba membuat sendiri Kue Cikak atau Kue Tok dengan berbagai bentuknya, Anneke, Sigurdur dan Christin mencicipi bersama-sama Kue Cikak atau Kue Tok yang sudah mereka buat sendiri bersama awak media yang meliput kegiatan mereka di pendopo Pusat Pemberdayaan Komunitas Perkotaan Universitas Surabaya (Pusdakota Ubaya).(tok/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
33o
Kurs