Prof Ahmad Sulaeman, Guru besar IPB dari Departemen Gizi Masyarakat, membagikan tips bagi para pemudik agar tetap fit selama di perjalanan dengan memperhatikan dan menjaga pola makan yang cukup.
“Yang utama diperhatikan bagi pemudik adalah menjaga makanan,” kata dia, di Bogor, Jumat (8/6/2018).
Ia mengatakan, orang yang sedang dalam perjalanan mudik sangat rentan terhadap penyakit. Karena sistem imunnya terganggu karena kurang tidur, capek, dan suasana puasa, segala macam.
Orang yang mudik akan mudah terserang sakit, seperti masuk angin, karena itu menjaga makan dimulai dari keberangkatan. “Makanlah makanan yang benar-benar harus terjamin keamanannya, dan ketika di jalan jangan sembarang makan,” katanya.
“Selama mudik, terapkanlah prinsip peeled, boiled, dan forget it,” lanjutnya, seperti dilansir Antara.
Maksudnya adalah, kalau ada makanan, harus dikupas (peeled) terlebih dahulu, seperti buah-buahan apel atau anggur tetap harus dikupas sebelum dimakan.
Atau boiled yakni makanan yang direbus atau yang benar-benar panas. Tidak dianjurkan makan makanan seperti karedok. Apapun makanannya harus dalam keadaan panas guna memastikan bakteri yang mungkin terkandung di dalamnya sudah benar-benar mati.
“Atau kalau tidak yakin dan tidak menemukan makanan itu baik, karena tidak mudah menemukan selama mudik, maka lupakan (forget it) dengan membawa bekal dari rumah,” katanya.
Ia mengatakan kalaupun terpaksa memakannya, bakteri yang tak sengaja masuk mungkin tidak masalah selama sistem imunitasnya bagus. Tetapi, orang yang dalam perjalanan mudik memiliki sistem imun kurang bagus, jika ada bakteri yang masuk dalam jumlah sedikit juga dapat menyebabkan sakit.
Bagi pemudik yang sedang berpuasa, menjaga pola makan pada saat berbuka. Hendaknya berhati-hati ketika buka, tidak lantas makan apa saja karena sudah terasa lapar. Tetapi harus tetap memperhatikan kondisi maka yang hendak dimakan dengan memeriksa tampilannya dan mencium aromanya. Bisa jadi makanan yang dimasak terlalu pagi, sudah menurun kualitasnya di saat buka puasa.
“Pilihlah restoran yang layak, jangan sembarangan makan yang ditawarin, tetap diterima, tanpa berprasangka buruk kepada yang memberi, tetapi tetapi diperiksa dulu sebelum dimakan,” katanya.
Ahman mengatakan, memilih makanan yang baik, dan sehat dianjurkan bagi umat Islam, sebagai mana firman Allah dalam Surah Abasa ayat 24: Hendaklah manusia itu memperhatikan apa yang dimakannya.
Agar terhindari dari serangan masuk angin, lanjut dia, sebaiknya pemudik membalur terlebih dahulu perutnya dengan minyak kayu putih sebelum berangkat atau sejenisnya.
Pemudik sangat mudah masuk angin, karena tidak semua kendaraan memiliki pendingin udara. Dan tidak semua pendingin udara berkerja dengan baik, sehingga angin bisa masuk dari mana saja yang dapat menyebabkan pemudik mudah masuk angin.
Selama diperjalanan juga penting untuk memperhatikan posisi duduk baik sopir dan penumpang. Posisi duduk yang tidak benar, atau jalan yang tidak rata dapat membuat mual dan bikin sakit.
Pemudik dianjurkan berangkat malam hari, karena dapat memperhatikan asupan makanan dan minum yang cukup. Kalaupun terpaksa berangkat pagi, sahur harus cukup.
“Minum harus cukup tidak boleh kurang, dan jangan minum kopi atau teh, karena menyebabkan pingin buang air kecil terus,” katanya.
Untuk menjaga kondisi tubuh tetap fit, pemudik dianjurkan minum susu, atau multivitamin. Hindari minum suplemen, isotonic yang kandungan atau mengandung komponen tertentu.
Pemudik mobil pribadi dengan jarak jauh seperti Jawa Sumatera, diingatkan untuk memperhatikan jam istirahat. Setiap kilometer, jika terasa lelah pilih untuk istirahat baik di rest area atau di tengah perjalanan.
“Karena sopir maupun penumpang harus istirahat yang baik,” kata dia. (ant/iss/ipg)