Jumat, 22 November 2024

Garin Nugroho Apresiasi Identitas Islam Miliki Kanal di Festival Film

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Sutradara Garin Nugroho dalam special screening 'Nyai' di Jakarta, Sabtu malam (6/10/2018). Foto: Antara

Garin Nugroho sutradara film nasional memberi apresiasi terhadap festival film madani yang memberikan kanal baru bagi identitas keislaman.

“Setiap film ada porsi dan tempatnya, dan Islam tidak mengajarkan kekerasan, itu baiknya dicerminkan dalam film agar mudah dipahami,” kata Garin dalam penutupan rangkaian festival film Madani di IFI, Jakarta, Minggu (21/10/2018).

Garin juga sempat membuat esay film mengenai bagaimana peran Islam dalam menyatukan bangsa sejak zaman penjajahan.

Sementara itu, Putut Widjanarko salah satu Dewan Festival film Madani menjelaskan bahwa mendalami Islam bukam soal haram dan halal. Namun banyak kanal yang mulai tersedia untuk menunjukkan identitas keislaman, salah satunya melalui film.

“Dengan melalui karya film membuat Islam lebih mudah dipraktikan oleh masyarakat. Penerapan ajaran juga bukan hanya tentang hukum-hukum agama saja,” kata Putut yang juga menjabat sebagai Vice President Mizan Publika dilansir Antara.

Sebelumnya, pembukaan Madani Film Festival diwarnai isak tangis setelah dibuka dengan film berjudul Never Leave Me. Film tersebut bercerita tentang kisah nyata nasib anak-anak pengungsi perang Suriah di perbatasan Turki.

Selain film itu, terdapat film lain garapan sineas Indonesia yang diputar seperti Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam. Juga terdapat Laa Tahzan dan Haji Backpacker karya Danial Rifki, Mencari Hilal dari Ismail Basbeth, The Blindfold atau Mata Tertutup dari Garin Nugroho, Bid’ah Cinta karya Nurman Hakim, Pengantin karya Noor Huda Ismail dan satu pemutaran film kejutan karya Garin Nugroho.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs