Dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional, Program Lazuardi di Radio Suara Surabaya membahas tentang perkembangan musik Indonesia di ranah dunia. Tiga narasumber dihadirkan, yakni Dicky Kurniawan Indra Praja Program Manager Pertemuan Musik, Ricky Samuel Music Director Gen FM Surabaya, dan Dodik Music Director Radio Sonora.
Para narasumber berpendapat rendahnya budaya apresiasi di masyarakat kita turut menyumbang bagaimana perkembangan musik Indonesia di ranah dunia. Dibandingkan masyar kat luar negeri tingkat apresiasi masyarakat kita masih terhitung rendah.
Masyarakat kita juga masih banyak mengonsumsi atau mengharapkan musik secara gratis, dalam artian kembali lagi pada wujud apresiasi masyarakat terhadap karya musisi masih rendah. Contohnya saja, masyarakat masih lebih memilih mengunduh musik dari situs ilegal, bukan dari situs resmi yang berbayar.
Rendahnya apresiasi masyarakat tersebut, sangat berdampak pada perkembangan musik dan musisi Indonesia. Karena tidak bisa dipungkiri, untuk menghasilkan sebuah karya musik juga dibutuhkan biaya yang cukup banyak.
“Ketika musisi itu menghasilkan karya, workshop dengan komposer, aranger, masuk di studio, studio itu baru latihannya, belum lagi studio untuk rekamannya, setelah itu masuk pada proses promosi, jadi dari sisi itu pun musisi sudah sangat berjuang untuk menghasilkan karya,” tutur Ricky.
Para narasumber menambahkan, rendahnya apresiasi masyarakat akan musik dipengaruhi juga dari sisi pendidikan. Sistem pendidikan di Indonesia masih memposisikan musik terlalu kecil skalanya dalam bidang pendidikan. Musik bukan menjadi pelajaran pokok tetapi lebih pada ekstrakurikuler.
“Contohnya Jepang yang saya tahu, pendidikan seni itu merupakan bukan sekadar pelajaran yang mengisi waktu kosong pelajaran, namun memiliki waktu khusus tersendiri dan itu penting sama dengan pelajaran lain,” kata Ricky kepada Radio Suara Surabaya
Saat ditanya soal posisi musik Indonesia dibanding Jepang, Korea atau Inggris Dicky dari Pertemuan Musik mengatakan bahwa, berbeda dengan negara tersebut, permasalahan Indonesia lebih kompleks, karena masyarakat Indonesia yang heterogen. Ditinjau dari suku budaya dan bahasa, akan lebih susah untuk membentuknya, dan itu menjadi tantangan besar bagi indonesia.
Jika musik Indonesia ditinjau di ranah ASEAN, musik kita masih lebih unggul dibandingkan dengan musik-musik di negara tetangga. Hal ini terbukti dengan banyak dari karya musisi dalam negeri kita yang masuk dan bisa dinikmati oleh masyarakat dari negara tetangga.
Menurut Ricky, secara posisioning musik Indonesia belum bisa dikatakan unggul di ranah internasional, buktinya masih ada beberapa musisi Indonesia yang masih berjuang untuk go internasional. Contohnya Anggun yang sudah berhasil go internasional, dan Agnes Mo juga masih berjuang di ranah internasional. (ino/ipg)