Kampanye perdana PDI-Perjuangan di Jawa Timur digelar, Selasa (17/3/2014) sedikit berbeda. Megawati Soekarnoputri, ketua umum PDI-P memulai kampanye dengan blusukan napak tilas sejarah bapaknya, sang Proklamator, Soekarno.
Blusukan, dilakukan Megawati dengan mendatangi rumah tempat kelahiran Soekarno di Kampung Pandean IV nomor 40, Peneleh, Surabaya. Megawati datang ke rumah itu, didampingi Tri Rismaharini, Walikota Surabaya; serta Puan Maharani, Ketua DPP PDI-P bidang politik; juga nampak Guruh Soekarnoputra, serta beberapa pengurus pusat PDI-P lainnya.
Pantauan suarasurabaya.net, Megawati datang ke Peneleh sekitar pukul 11.30 siang. Megawati datang dan langsung masuk ke rumah kecil tersebut untuk berdialog dengan pemilik rumah.
“Kami sengaja datang untuk mencoba menguak sejarah dari Bung Karno (Soekarno) yang selama orde baru banyak ditutupi,” kata Megawati, sesaat setelah masuk ke rumah itu.
Menurut Mega, awalnya sejarah kelahiran Soekarno selalu dikaitkan dengan Kota Blitar. Padahal belakangan diketemukan jika Soekarno ternyata lahir di sebuah rumah kecil berukuran 6×14 meter di tengah kampung padat penduduk di Peneleh, Surabaya.
“Ini adalah salah satu contoh, banyak sejarah yang saat orde baru banyak ditutupi,” kata Megawati.
Sementara itu, usai ke Peneleh, Megawati dan rombongan lantas melanjutkan perjalanan ke lapangan Thor, Gelora Pancasila untuk menghadiri kampanye terbuka.
Sekedar diketahui, Bung Karno sendiri lahir pada 6 Juni 1901. Menurut catatan sejarah, awalnya Soekarno lahir di Blitar. Tapi pada 2010, seorang sejarawan menemukan jika Soekarno ternyata lahir di Peneleh Surabaya.
Saat itu, Soekarno lahir di rumah kontrakan orang tuanya yang ada di Kampung Pandean IV nomor 40, Peneleh, Surabaya. Sejak tahun 2011, pemerintah Kota Surabaya juga telah menetapkan rumah kelahiran Soekarno ini sebagai cagar budaya. (fik)
Teks Foto :
-Megawati (berpidato), didampingi pengurus DPP PDI-P saat berada di rumah kelahiran Soekarno di Peneleh, Surabaya.
Foto : Taufik suarasurabaya.net