Perbincangan politik di media sosial Twitter menyimpulkan bakal calon Presiden Joko Widodo paling cocok berpasangan dengan mantan wakil Presiden Jusuf Kalla dalam Pemilihan Presiden 2014.
Jusuf Kalla, politisi senior Partai Golkar dipilih para pengguna Twitter mendampingi kader PDI Perjuangan, Joko Widodo karena dinilai mampu membentuk duet pemimpin yang solid dalam meningkatkan kualitas hubungan internasional Indonesia, pemberantasan anti-korupsi, penuntasan masalah ketenagakerjaan, kesehatan, ketenaga-kerjaan dan berbagai masalah lainnya dengan total indeks 820 poin.
“Untuk Jusuf Kalla, dianggap dapat membantu Jokowi (sapaan akrab Joko Widodo) memecahkan masalah hubungan internasional, kesehatan dan indeks kepercayaannya paling tinggi,” kata Yose Rizal, Direktur PoliticaWave, lembaga kajian politik di media sosial, seperti dikutip Antara.
PoliticaWave mengklaim telah menemukan 1.190.498 percakapan tentang Jokowi dalam kurun 3 hingga 30 Maret 2014. Percakapan tentang Wali Kota terbaik ketiga di dunia versi World Mayor Project ini, menurut PoliticaWave, mendominasi semua percakapan tentang bakal capres di Pemilu 2014 dengan persentase 67 persen.
Dari total percakapan tersebut, Jokowi mendapat kesan perbincangan yang cukup positif dengan nilai 93,099.
“Sentimen positif tentang Jokowi terpaut jauh dengan bakal capres lainnya. Perolehan nilai ini berasal dari dukungan atas pencapresannya, hasil berbagai survei yang menyebutnya sebagai capres dengan elektabilitas tertinggi dan dukungan berbagai tokoh atas pencapresan Jokowi,” kata Yose.
Setelah Jokowi mendeklarasikan diri sebagai bakal capres PDI Perjuangan pada 14 Maret lalu, popularitas mantan Wali Kota Surakarta itu semakin meningkat di media sosial.
Di belakang Jokowi, terdapat kontestan konvensi bakal calon Presiden Partai Demokrat, Dahlan Iskan dengan nilai sentimen di bawah 50 yaitu 41,003
Para pengguna Twitter menyandingkan Jokowi dengan berbagai nama bakal calon Wakil Presiden seperti Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama, Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, Ketua Umum PAN Hatta Rajasa dan Ketua KPK Abraham Samad.
Yose mengatakan, meskipun perspesi media sosial tidak dapat berlaku umum untuk menilai opini masyarakat, hasil survei PoliticaWave ini dapat menjadi barometer untuk persepsi publik khususnya segmen kelas menengah.
Menurut Yose, beberapa survei yang dilakukan PoliticaWave melalui media sosial sebelumnya telah berhasil meramalkan hasil Pemilhan Kepala Daerah di delapan Daerah, termasuk Pilkada DKI Jakarta pada 2012.
Sementara itu, dari rekaman data PoliticaWave, PDI Perjuangan menjadi yang paling sering diperbincangkan terkait bakal capres yang dicalonkan dengan persentase 24 persen, kemudian PKS 16 persen, Partai Demokrat 14 persen, Partai Gerindra 12 persen, dan Golkar 12 persen.
Kemudian di belakang Golkar, terdapat Nasdem sembilan persen, PKB empat persen, PPP tiga persen, Hanura tiga persen, PAN dua persen, PKPI 1 persen, dan PBB nol persen.
PDI P juga mendominasi perbincangan di media sosial di sebagian besar propinsi di tanah air, kecuali Jawa Barat, Sumatera Barat, Aceh, Bengkulu, Sumatera Utara, Sulawesi Barat, Riau dan NTB yang dikuasai PKS serta Maluku dan Papua yang dijaga Partai Demokrat. (ant/fik)