Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur rekrut sebanyak 65 ribu relawan pengawas pemilu yang tersebar di seluruh wilayah di Jawa Timur.
Personel sejumlah itu untuk melengkapi sebanyak 28 ribu petugas pengawas yang saat ini tersebar di seluruh desa di Jawa Timur.
“Jumlah personel kita memang terbatas sehingga relawan sangat membantu untuk mengawasi pelaksanaan pemilu maupun pemilihan presiden,” kata Sufyanto, Ketua Bawaslu Jawa Timur, Selasa (18/3/2014).
Menurut Sufyanto, tugas para relawan adalah melakukan pemantauan selama pelaksanaan kampanye, saat hari tenang, hingga proses pencoblosan berlangsung. Mereka ini juga akan ditempatkan di seluruh TPS yang ada.
Sufyanto berharap, masyarakat ikut membantu melakukan pengawasan. Jika menemukan pelanggaran diharapkan segera melaporkan ke petugas yang ada untuk segera ditindaklanjuti.
“Tiap hari posko pengaduan kami buka hingga pukul 19.00 WIB untuk segera kami kirimkan ke Bawaslu pusat,” kata Sufyanto. Laporan sengaja dikirimkan ke Bawaslu pusat guna mencegah pelanggaran yang belum memiliki aturan jelas sehingga Bawaslu bisa berkoordinasi dengan KPU untuk menyusun aturan baru.
Pelanggaran pemilu kata Sufyanto, tidak hanya berupa money politik, pelibatan massa anak, maupun konvoi, melainkan juga bisa berasal dari isi dari kampanye.
“Misalkan jika isi kampanye menjelek-jelekkan idiologi pancasila dan NKRI misalnya, ini masuk pelanggaran berat dan harus diberikan sanksi tegas. Jadi pelanggaran itu tidak harus money politik,” kata dia. (fik/ipg)