Yusril Ihza Mahendra Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) menegaskan partainya tidak akan bersikap netral dalam Pilpres 2019.
Artinya, PBB pasti akan memberikan dukungan untuk salah satu pasangan calon. Tapi, pasangan mana yang akan didukung, Yusril mengatakan akan diputuskan akhir Januari 2019.
“PBB tidak mungkin akan netral. Tentu ada pasangan yang kami dukung. Keputusan soal mendukung nanti akan diputuskan partai,” ucap Yusril usai memberikan pidato di hadapan ratusan caleg PBB di daerah Jambi, Selasa (15/1/2019), melalui pesan singkat yang diterima redaksi.
Terkait adanya deklarasi caleg PBB mendukung salah satu paslon dalam Pilpres, Yusril mengatakan deklarasi itu tidak mengatasnamakan partai, melainkan pribadi-pribadi para caleg.
Kalau kegiatan itu terorganisir, Yusril mengatakan pengorganisasian itu tidak dilakukan oleh partai maupun organ partai. Yusril memberi contoh di Sumatera Utara, deklarasi itu dilakukan oleh 23 dari 668 caleg PBB yang ada di daerah itu.
“DPP PBB selama ini mendiamkan saja deklarasi-deklarasi itu karena menghormati dinamika dan perbedaan di dalam partai. Yang penting jangan salah-menyalahkan apalagi sampai menjelekkan satu sama lain,” katanya.
PBB, lanjut Yusril adalah partai berdaulat, yang langkah politiknya tidak bisa dipaksakan dari luar struktur partai. Semua anggota partai dituntut untuk mentaati keputusan partai.
Terkait statusnya sebagai penasihat hukum pasangan capres nomor urut 01 (Jokowi-Ma’ruf), Yusril mengatakan dia berkepentingan supaya Pemilu berjalan secara jujur dan adil.
Sebagai partai Islam, PBB juga berkepentingan agar tidak ada kebijakan Pemerintah yang bertentangan dengan Islam dan Umat Islam.
“PBB tidak sekadar berteori membela Islam. PBB selalu berada paling depan membela Islam termasuk mencegah terjadinya persekusi dan kriminalisasi terhadap para ulama,” tegasnya.
Yusril juga mengatakan, sudah menyampaikan secara langsung kepada Jokowi Presiden supaya menghindari kebijakan yang merugikan kepentingan umat Islam, apalagi memberi angin kepada bangkitnya kembali komunisme.
“Pak Jokowi sepakat dengan anjuran saya itu,” pungkas Yusril. (rid/dim/ipg)