Mahfud MD mantan Ketua Mahkamah Konstitusi mengaku prihatin pada kondisi bangsa Indonesia menjelang pesta demokrasi yang akan digelar pada 17 April 2019 mendatang. Pasalnya, ia mengaku terganggu dengan hiruk pikuk pertengkaran di media sosial yang menodai pesta demokrasi.
“Orang berpesta kok bertengkar, berantem,” ujar Mahfud MD.
Melihat kondisi ini, ia khawatir, pemilu jangan-jangan tidak membuat bangsa masyarakat Indonesia menjadi lebih baik. Padahal, pemilu adalah momen untuk mencari pemimpin bersama.
Berangkat dari kondisi ini, Mahfud MD dan beberapa tokoh nasional akhirnya memutuskan membuat Gerakan Suluh Bersama. Gerakan ini dikatakan Mahfud adalah gerakan moral yang mengajak masyarakat untuk kembali memaknai pemilu sebagai pesta demokrasi yang menyenangkan, bukan sebaliknya.
Ia mengaku, Gerakan Suluh kebangsaan Tidak punya afiliasi politik. Namun, tiap-tiap anggotanya memiliki pilihan politik masing-masing. Mahfud MD mengatakan, gerakan ini memiliki beberapa penasehat seperti Habib Lutfi, Mustofa Bisri (Gus Mus), Shinta Nuriyah Wahid, Sri Sultan HB X, Buya Syafii Ma’arif, dan tokoh-tokoh lain.
Gerakan Suluh Kebangsaan akan mengadakan jelajah kebangsaan di hampir seluruh kota-kota Besar Indonesia untuk bersilaturahmi dengan masyarakat dan tokoh lokal yang ada disana.
“Topiknya akan berbeda-beda dari kota ke kota. Kita akan lebih menyapa masyarakat ke bawah di setiap kota yang disinggahi,” ujarnya. (bas/iss/ipg)