Irjen Pol (Pur) Machfud Arifin Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jatim menegaskan, tidak ada rekayasa terkait aksi sindiran pendukung Jokowi saat menyambut kunjungan Prabowo Subianto Calon Presiden (capres) nomor urut 02 di Kelurahan Bulak, Surabaya, Selasa (19/2/2019) lalu.
Menurut Machfud, aksi simpatisan Jokowi itu dilakukan spontan karena memang di daerah tersebut merupakan basis massa pendukung Joko Widodo-Ma’ruf Amin.
“Tidak ada penolakan, tidak ada penghadangan, itu penyambutan. Cuman yel-yelnya beda dengan yang datang. Itu tidak ada rekayasa, tidak ada bayaran, memang kebetulan mereka (rombongan Prabowo, red) masuk di kawasan militan pendukung Jokowi. Itu spontan. Di Bojonegoro juga sama,” ujar Machfud Arifin dalam Konferensi Pers di Posko TKD Jatim Jl. Basuki Rahmat Surabaya, Jumat (22/2/2019).
Machfud juga berharap mudah-mudahan aksi semacam ini tidak meluas ke daerah lain. “Semoga Pemilu berjalan dengan baik dan aman,” katanya.
Menurut Machfud, dalam satu bulan terakhir jelang pencoblosan yang perlu diwaspadai adalah isu golput atau istilah pemutihan di TPS-TPS. Maka dari itu, pihaknya terus mensosialisasikan kepada pendukung pasangan nomor urut 01 agar segera mengecek dimana tempat memilih pada 17 April mendatang.
“Istilah TPS TPS diputihkan ini berbahaya. Maka dari itu siapa yang memiliki hak pilih gunakan dengan baik. Kalau ada orang dari daerah lain, lalu ingin mencoblos di Surabaya, segera mendaftarkan pindah coblos. Harapan kita jangan ada yang golput,” katanya.
Machfud juga yakin, di sisa waktu kurang dari dua bulan ini, basis pemilih Jokowi-Ma’ruf telah mantap di Jatim. Tak terkecuali di Madura, dia yakin Pemilu 2019 akan dimenangkan pasangan nomor urut 01.
“Semuanya sudah disentuh, yang kurang dipertebal lagi seperti Pacitan, Bondowoso, Situbondo, dan Madura tinggal sedikit. Madura tinggal Pamekasan dan Sumenep yang lain sudah seperti Sampang dan Bangkalan,” katanya. (bid/iss/ipg)