Dua organisasi perguruan tinggi negeri di Surabaya angkat bicara soal isu kegiatan deklarasi dukungan terhadap Prabowo-Sandi capres cawapres nomor urut 02. Kegiatan ini digelar saat Sandi melakukan kampanye di Surabaya, Rabu (2/1/2019) kemarin.
Saat itu, sejumlah relawan yang mengaku sebagai alumni Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dan Universitas Airlangga menyatakan ikrarnya mendukung pasangan calon Presiden-Wakil Presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pemilihan Presiden 2019.
“Kami para relawan alumni ITS siap memenangkan Prabowo-Sandi dan mengantarkannya sebagai Presiden-Wakil Presiden 2019-2024,” demikian bunyi ikrar yang dibaca Gunawan Aji perwakilan Alumni ITS Surabaya di sela sambutannya, Rabu (2/1/2019).
Ini dia sampaikan dalam kegiatan pembukaan Rumah Kemaslahatan Indonesia di Jalan Darmo Kali 61 Surabaya dihadiri Sandiaga Uno Calon Wakil Presiden nomor urut 02. Gunawan Aji, sebagaimana dikutip Antara menyatakan, para alumni mampu menjadi penggerak dan pendamping hingga ke desa-desa.
Haryono, alumni Unair juga menyampaikan siap bergerak bersama alumni perguruan tinggi negeri dan swasta lainnya memenangkan Prabowo-Sandi. “Kami relawan Unair mendukung dan memperjuangkan pasangan ini untuk Pemilihan Presiden,” ujarnya.
Relawan alumni yang bergabung antara lain komunitas “Be Uno” (Beginner Entrepreneur Useful National Number One), bersama “Pascal ITS” (Prabowo-Sandi Calone Alumni ITS), “Repair” (Alumni Universitas Airlangga), “Relagama Jatim” (Relawan UGM), dan beberapa alumni perguruan tinggi yang tinggal di Jatim serta para aktivis ’98.
Menanggapi hal itu, M. Budi Widajanto Sekretaris Jenderal Ikatan Alumni (IKA) Universitas Airlangga (UA) menegaskan, kegiatan itu tidak ada sangkut pautnya dengan organisasinya. Bahkan, menurutnya, itu sudah di luar tanggung jawab Pengurus Pusat IKA UA.
Dia menekankan, IKA UA adalah organisasi yang independen dan tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis. Termasuk kegiatan dukung-mendukung salah satu pasangan calon di kontestasi Pilpres, Pilgub, Pilbup maupun Pilwali.
“Terkait isu yang beredar, itu bukan tanggung jawab kami. Karena organisasi kami independen dan tidak akan melibatkan diri dengan politik. Serta tidak akan berafiliasi dengan salah satu paslon,” kata dia, Kamis (3/1/2019).
Meski demikian, Budi mempersilakan bila ada alumni yang mendukung salah satu paslon asalkan tidak mengatasnamakan IKA UA untuk kepentingan politik.
“Alumni UA sebagai individu sah-sah saja untuk menyalurkan pilihan politiknya, sepanjang tidak mengatas namakan IKA UA,” kata dia.
Hal senada juga disampaikan Dwi Soetjipto Ketua IKA ITS. Dia mengatakan, organisasinya tidak terlibat dalam kegiatan deklarasi politik seperti apa yang diberitakan media massa meski tidak ada larangan bagi individu menentukan hak politiknya, selama tidak mengatasnamakan organisasi IKA ITS.
“Alumni ITS memiliki hak konstitusional sebagai warga negara. Sehingga sebagai individu memiliki hak menentukan pilihan politiknya, sepanjang tidak mengatasnamakan alumni ITS yang organisasinya adalah Ikatan Alumni ITS”, kata Dwi melalui keterangan persnya.
Terkait kedatangan alumni ITS yang turut memberikan dukungan kepada paslon nomor urut 02, Dwi menegaskan mereka tidak bisa dianggap sebagai sikap resmi organisasi alumni. “Alumni ITS berjumlah lebih dari 100.000 orang, yang datang memberi dukungan hanya 10 orang,” kata dia. (ang/dim/den)